Demi Buyung Tersayang

Ibu mana yang tak sedih bila tak bisa berkomunikasi dengan bayinya? Selama ini, ibu yang menanggung pedih karena si buyung mengalami gangguan pendengaran paling banter mengatasinya dengan obat ataupun mengikuti senam khusus untuk bayi tuli. Dari keprihatinan itulah Profesor Ann Petitto dari Universitas Darthmount, Amerika Serikat, awal Agustus 2001 menciptakan alat bantu dengar untuk bayi tuli. "Alat ini membuat orang tua bayi tuli menjadi senang. Sebab, ia mewujudkan kenyataan, bukan sekadar omongan," kata Petitto, seperti dikutip situs Ananova. Alat ciptaan Petitto yang diberi nama Safety Ear ini seukuran mata korek api dan terbuat dari silikon. Alat itu ditanamkan di telinga sebelah kanan bayi. Dengan alat tersebut, menurut Petitto, suara si ibu ketika menina-bobokan atau membuai bayi akan diubah menjadi gelombang suara berfrekuensi rendah. Gelombang rendah ini nantinya mampu merangsang saraf pendengaran bayi. Alhasil, bayi akan segera menanggapi aksi ibu. Petitto sudah mencoba penemuannya itu pada bayi tuli dari keluarga seorang dosen di Universitas Darthmount. Hasilnya amat menggembirakan. Darmawan Sepriyossa dan Hadriani Pudjiarti