Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Dosen IPB Jelaskan Fenomena Pergerakan Tanah Penyebab Rumah Ambruk di Purwakarta

Selain karena hujan deras, pergerakan tanah juga bisa disebabkan oleh faktor geologi tertentu.

9 April 2025 | 15.30 WIB

Berita rumah terdampak pergeseran tanah di Purwakarta, Jawa Barat, di media sosial di Jakarta, 9 April 2025. Tempo/Subekti
Perbesar
Berita rumah terdampak pergeseran tanah di Purwakarta, Jawa Barat, di media sosial di Jakarta, 9 April 2025. Tempo/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB University, Wahyu Purwakusuma, menjelaskan faktor penyebab tiga rumah di Perumahan Dian Anyar, Kelurahan Cisereuh, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengalami kerusakan parah akibat pergerakan tanah baru-baru ini.

“Pergerakan tanah terjadi akibat kegagalan tanah. Hal ini berlangsung ketika tanah kehilangan daya dukungnya atau tanah tidak mampu lagi menahan beban di atasnya. Kehilangan daya dukung tanah dapat dipicu ketika beban di atasnya bertambah, sebagai contoh dalam kasus penambahan lantai/tinggi bangunan atau beban lainnya,” kata Wahyu melalui keterangan tertulis, Rabu, 8 April 2025.
 
Menurut dia, tanah juga bisa kehilangan daya dukungnya karena faktor tertentu yang menyebabkan kuat gesernya berkurang. Wahyu mencontohkan kelembapan tanah meningkat akibat hujan lebat yang menyebabkan tekanan pori meningkat sehingga menyebabkan kekuatan geser tanah berkurang dan membuatnya lebih mudah bergerak.
 
“Drainase tanah yang buruk meningkatkan kelembapan dan tekanan pori, yang dapat memicu longsor di lahan berlereng. Stabilitas lereng yang terganggu juga, misalnya akibat pemotongan lereng, dapat menyebabkan pergerakan tanah. Guncangan seperti gempa atau gangguan mekanik juga dapat melemahkan kekuatan geser tanah," ungkapnya.
 
Selain karena hujan deras, menurut Wahyu, pergerakan tanah juga bisa disebabkan oleh faktor geologi tertentu, salah satunya pergerakan kerak bumi atau aktivitas vulkanik. “Hal lainnya, bisa juga disebabkan adanya patahan atau sesar sebagai akibat terjadinya pergerakan lempeng bumi,” ujarnya.
 
Ia memaparkan ciri utama suatu bangunan akan roboh akibat tanah bergerak, yaitu timbul retakan pada dinding atau fondasi bangunan. Sehingga retakan ini bisa bertambah ukurannya seiring dengan berjalannya waktu lantai bangunan berubah menjadi tidak rata akibat terjadinya pergeseran fondasi bangunan. Ciri berikutnya adalah pergeseran bangunan atau fondasi bisa berakibat terhadap konstruksi pintu atau jendela sehingga pintu/jendela menjadi sulit dibuka atau ditutup, bahkan menjadi miring.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Wahyu juga memaparkan ciri lainnya, yakni dinding dan struktur bangunan miring. "Kemiringan struktur dapat menjadi petunjuk bahwa terjadi pergerakan tanah di bawahnya," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, perubahan lanskap di sekitar bangunan, seperti terjadi perubahan kemiringan lahan, muncul retakan, pepohonan miring, dan lainnya. Selain itu, muncul suara berderak pada struktur bangunan sebagai akibat adanya pergerakan.
 
“Ada langkah-langkah yang bisa diambil masyarakat untuk mengurangi resiko tanah bergerak. Pertama, masyarakat perlu memahami histori dari lahan, tempat lokasi suatu bangunan, terkait dengan daya dukung tanah dan sejarah geologinya,” kata dia.

Selanjutnya, masyarakat tidak boleh sembarang menambah bangunan jika tidak mengetahui daya dukung tanah, karena tanah memiliki batasan daya dukung. “Konsultasikan dengan instansi/pihak terkait jika akan melakukan penambahan lantai bangunan,” katanya.
 
Ia menjelaskan, tanah bergerak juga mempunyai jarak dampak, tergantung pada jenis pergerakan tanah, mulai dari beberapa sentimeter per tahun untuk kasus rayapan tanah, hingga puluhan meter per menit untuk kasus longsor. “Jika ada suatu bangunan roboh akibat pergerakan tanah, maka berpeluang akan melibatkan bangunan lain yang berada pada jalur pergerakan tanah yang bersangkutan,” ucapnya.

 


 

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus