Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, jutaan penduduk Ukraina mengungsi ke berbagai negara perbatasan, salah satunya ke Polandia. Dilansir dari Agence France-Presse (AFP), Kementerian Dalam Negeri Polandia melaporkan sekitar 500 ribu penduduk negara yang dijuluki “Keranjang Roti Eropa” itu menyelamatkan diri ke Polandia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sambut gelombang pengungsi, pemerintah Polandia membentuk posko penerimaan dan menyediakan kebutuhan pokok. Banyak orang terlibat aksi solidaritas dan menjadi relawan. Salah satunya adalah Khofidotur Rofiah, dosen Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang tengah menempuh program doktor pada Department Pedagogical University of Cracow, Polandia.
Perempuan yang akrab disapa Fia itu menuturkan semenjak gelombang pengungsi berdatangan ke Polandia, warga Polandia mengumpulkan kebutuhan pokok mulai dari makanan, pakaian, perlengkapan mandi, mainan anak-anak, dan obat-obatan untuk disalurkan kepada pengungsi.
“Alhamdulilah saya dapat kesempatan untuk membantu mengumpulkan, menyeleksi, mengemas dan menyalurkan berbagai kebutuhan pokok kepada para pengungsi,” ujarnya seperti dikutip di laman resmi Unesa pada Ahad, 6 Maret 2022.
Meskipun cukup menguras tenaga dan waktu, Fia mengatakan hal tersebut tak jadi masalah. Dia mengatakan urusan kemanusiaan merupakan hal penting yang harus dikedepankan. Jadi relawan bukan kali pertama buat Fia. Sejak jadi mahasiswa sampai diangkat jadi dosen, Fia aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemanusiaan pada Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) UNESA.
Dia menambahkan perang Rusia Ukraina tersebut sangat mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan. Tidak hanya di negara yang berperang, tetapi juga negara di sekitarnya. “Warga di Polandia saja khawatir dan takut, apalagi warga Ukraina dan Rusia, tentu secara psikologis sangat terguncang,” ungkapnya.
Warga Ukraina yang mengungsi, kata dia, terbagi dalam beberapa kategori. Ada yang memiliki tujuan untuk menyelamatkan diri ke keluarga, kerabat atau temannya di Polandia dan yang tidak memiliki keluarga atau teman di sana. “Posko di sini menyediakan akomodasi untuk mereka sampai kepada keluarganya di Polandia,” katanya.
Sementara, bagi yang tidak memiliki keluarga disiapkan akomodasi dan kebutuhan pokok di pusat pengungsian dan pemerintah Polandia menjamin hak-haknya. “Saya tidak kebayang ada di posisi mereka. Semoga segera mungkin konflik usai dan dua negara segera berdamai,” harapnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.