Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Depok - Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) membuat program Sekolah Indonesia, wadah inisiatif untuk mewujudkan sekolah tanggap bencana. Sekolah Indonesia ini didirikan di Desa Kerandangan, Senggigi, Lombok Barat, dan mampu menampung hingga 130 siswa TK/RA dan SD/MI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Inisiatif ini tidaklah semata-mata sekedar membangun fisik sekolah, tapi membangun ekosistem belajar yang menyenangkan untuk anak Indonesia," ujar juru bicara UI, Rifelly Dewi Astuti, Ahad, 16 Desember 2018.
Sekolah Indonesia, kata dia, terdiri atas enam ruang kelas, satu perpustakaan dan satu ruang guru, yang diperuntukkan bagi Yayasan Riyadlul Wardiyah. Keunggulan bangunan Sekolah Indonesia adalah terdapat unit-unit yang dapat disusun secara "plug and play" dan fleksibel untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan konteks di setiap lokasi. Rancangan Sekolah Indonesia dapat diterapkan di seluruh Indonesia karena bersifat cepat tanggap terhadap berbagai kondisi bencana.
Menurut Rifelly, Sekolah Indonesia dibangun dalam jangka waktu hanya dua bulan terhitung sejak peletakan batu pertama. Rancangan Sekolah Indonesia dikerjakan oleh Kelompok Keilmuan Perancangan dari Departemen Arsitektur FTUI yang dipimpin oleh Yandi Andri Yatmo dan Paramita Atmodiwirjo.
"Sekolah Indonesia dirancang dengan berbasis modular dan komponen yang dapat dikonstruksi secara mudah dan cepat," ujar dia.
Sekolah Indonesia akan terdapat 1 sekolah TK/RA dan 1 sekolah SD/MI. Bangunan TK/RA yang dibangun terdiri dari dua unit ruang kelas yang dilengkapi dengan furniture, satu unit toilet dengan dua kubikel dan fasilitas cuci tangan, tribun dan selasar, untuk mewadahi sekitar 40 orang siswa.
Dekan FTUI Hendri D.S. Budiono menuturkan, inisiatif UI dalam membangun Sekolah Indonesia adalah sebagai upaya mewujudkan kesempatan belajar yang terbaik bagi anak Indonesia. Rancangan sekolah ini sangat berbeda dari susunan tipikal sekolah yang umumnya berupa deretan ruang-ruang kelas yang monoton.
"Sekolah Indonesia memiliki unit-unit ruang kelas yang terintegrasi dengan unit-unit ruang terbuka dan lansekap yang ditata secara seksama, untuk mewadahi kegiatan belajar yang bervariasi di dalam maupun di luar ruangan," ujarnya. Peletakan batu pertama Sekolah Indonesia dilakukan pada 6 Oktober 2018. Peresmian Sekolah telah dilakukan pada 10 Desember 2018.
Hendri mengatakan, Sekolah Indonesia di Desa Kerandangan diharapkan menjadi sebuah model sekolah cepat tanggap yang dapat dibangun lebih banyak lagi. "Untuk mewujudkan kesempatan belajar bagi anak-anak yang terkena dampak bencana," ucap dia.
Simak kabar terbaru dari UI hanya di kanal Tekno Tempo.co.