Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Geger Manusia Jiplakan

Sebuah perusahaan rekayasa genetis di Amerika Serikat mengklaim telah menciptakan manusia klon. Mungkinkah?

6 Januari 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BISAKAH manusia menciptakan orang sepintar Albert Einstein, sebijak Mahatma Gandhi, atau seganas Adolf Hitler? Peluangnya semakin menganga. Dengar saja gembar-gembor Clonaid, sebuah perusahaan rekayasa genetis di Amerika Serikat, pada ujung Desember silam. Dalam konferensi pers di kawasan Hollywood, perusahaan ini mengklaim telah menciptakan Eve, seorang bayi hasil kloning.

Sang bayi lahir dari seorang ibu berusia 31 tahun di Amerika Serikat. Menurut Brigitte Boisselier, ahli kimia yang memimpin Clonaid, empat wanita lain kini sedang mengandung janin hasil kloning. Targetnya, perusahaan ini akan menciptakan 20 manusia klon pada tahun ini.

Kalau klaim itu bisa dipercaya, Eve akan menjadi manusia pertama hasil kloning. Kendati teknologi kloning sudah lama dikembangkan, selama ini memang belum pernah ada uji coba pada manusia yang sukses.

Kloning berasal dari kata Inggris, clone. Kata ini dipakai pertama kali oleh Herbert Webber dari Cornell University, Amerika Serikat, pada 1903 untuk mengistilahkan sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual dari satu induk. Secara alami, kloning hanya terjadi pada tanaman, misalnya menanam pohon dengan stek. Kloning pada binatang terjadi pada sebagian tubuh saja seperti regenerasi ekor cicak yang putus. Baru 65 tahun kemudian John Gurdon, ahli biologi dari Inggris, berhasil menciptakan klon katak dengan menggunakan sel telur.

Kini teknologi kloning telah melesat jauh. Secara teoretis, menciptakan Einstein atau Hitler baru menjadi lebih gampang. Orang tinggal menggali kubur untuk mencari sisa DNA yang tersisa di tubuh tokoh yang mengubah dunia itu, lalu menanamkannya di sel telur. Jika semua beres, bayi yang dilahirkan kelak bagaikan hasil jiplakan: wajah, kecerdasan, dan wataknya persis seperti mereka.

Boisselier pun menggambarkan, teknologi yang dipakai untuk menciptakan Eve amat sederhana. Proses kloning dilakukan dengan menggunakan sel kulit. Seluruh tubuh manusia memang terdiri dari sekitar triliunan sel. Sel yang hendak dijiplak, misalnya sel kulit, dimasukkan ke sel telur yang belum dibuahi. Hanya, "kode-kode" genetis dalam sel telur mesti dibuang dulu. Jika berjalan lancar, sel telur itu seperti dibuahi: mampu memecah diri, berubah menjadi embrio, dan kemudian bayi.

Cuma, keberhasilan Clonaid masih diragukan hingga kini. Soalnya, perusahaan ini tidak memberikan bukti apa pun saat menggelar konferensi pers. Banyak pula orang yang skeptis Clonaid milik sekte yang punya keyakinan aneh. Mereka percaya manusia di bumi merupakan hasil kloning dari makhluk di planet lain.

Sejauh ini angka kegagalan uji coba kloning sangat tinggi, 95 sampai 99 persen. Kegagalan bisa mulai dari tahap awal sampai setelah lahir. Misalnya, ginjal tidak berfungsi atau tidak adanya sistem kekebalan tubuh. Kambing Yangyang hasil clone ilmuwan Cina, misalnya, gagal napas dan mati pada umur hanya 36 jam. Yang berhasil ada juga. Sebutlah Dolly, si domba klon yang diciptakan beberapa tahun silam. Hingga saat ini ia masih sehat-sehat saja.

Tapi, juga belum ada monyet klon, primata terdekat dengan manusia. Pusat Penelitian Primata di Oregon, Amerika Serikat, telah berusaha 300 kali melakukan kloning monyet. Sayang, tak satu pun berhasil membuat kehamilan.

Apakah Clonaid punya teknologi dan peralatan sangat canggih sehingga menuai sukses? Inilah yang meragukan. Pemerintah Amerika Serikat pernah mengecek laboratorium milik Clonaid. Tak ada yang istimewa. Gedungnya saja bekas gedung SMU di Nitro, Virginia Barat. Penelitinya pun umumnya masih mahasiswa. Lagi pula, tak ada ruangan steril dalam gedung ini?sebuah fasilitas yang penting untuk melakukan kloning.

Satu lagi yang membuat ragu orang: untuk memastikan kesahihan bahwa Eve adalah hasil klon dari ibunya, dan bukan bayi biasa, Clonaid tidak menggunakan jasa lembaga biologi molekuler terkemuka. Perusahaan ini malah mengundang Michael A. Guillen, bekas redaktur ilmu pengetahuan dan teknologi di televisi ABC. Dia memang seorang doktor yang cukup kondang dan mengajar fisika di Universitas Harvard. Tapi Guillen juga telanjur terkenal sebagai orang yang suka hal-hal aneh seperti metafisika atau paranormal.

Guillen sendiri menepis dirinya melakukan kongkalikong dengan perusahaan Clonaid. Ia menyatakan dirinya independen dan bukan anggota Clonaid. "Tak seorang pun membayar saya," katanya.

Usaha menciptakan manusia klon bukan hanya dilakukan Clonaid. Severino Antinori, pakar embriologi dari Italia, telah mencobanya Maret tahun silam. Seorang bayi perempuan yang diciptakannya lewat kloning sampai sekarang masih sehat-sehat saja dalam kandungan seorang wanita. Diperkirakan sang bayi akan lahir Januari ini.

Kepastian sukses-tidaknya kloning manusia masih perlu sedikit waktu?ini jika Anda kurang yakin terhadap klaim Clonaid. Yang jelas, dunia benar-benar terguncang, dan orang tak akan habis-habisnya memelototi kitab-kitab suci jika lahirnya manusia klon bukan hanya mimpi.

Nurkhoiri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus