Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Puna - Penduduk Hawaii menghadapi ancaman lebih banyak gempa bumi, lava dan gas berbahaya pada hari Sabtu, 5 Mei 2018, setelah Gunung Api Kilauea meletus, memuntahkan asam sulfur dan batuan cair ke sekitarnya, sebagaimana dilaporkan CNN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menambah rasa takut dan kekacauan, gempa berkekuatan 6,9 menghantam daerah itu Jumat, mengguncang rumah yang sudah terancam oleh letusan gunung berapi. Gempa itu, salah satu dari lusinan gempa yang melanda daerah itu dalam 24 jam, adalah yang paling kuat di pulau itu sejak 1975, kata Survei Geologi AS.
Gunung api itu, yang meletus Kamis, sudah memindahkan ratusan orang dari rumah mereka. Guncangan dan getaran telah konsisten, kata Ikaika Marzo, yang tinggal di Big Island.
"Masih ada gumpalan keluar. Ada beberapa retakan," kata Marzo kepada afiliasi CNN, KHON, Jumat. "Ada banyak cahaya, banyak api."
Kegiatan gunung berapi akan berlanjut, Administrator Pertahanan Sipil Talmadge Magno mengatakan Jumat. "Sepertinya tidak melambat," katanya.
Setidaknya enam retakan vulkanik telah terbuka, yang terbaru di tepi timur subdivisi Leilani Estates, menurut USGS.
Gempa dahsyat tercatat di pulau Hawaii sekitar pukul 12:32 sebagaimana dilaporkan Khon 2. Menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik, gempa bumi menghasilkan perubahan kecil di permukaan laut di Hilo (amplitudo 20 cm), Kapoho (amplitudo 40 cm), dan Honuapo (amplitudo 15 cm). Di semua lokasi fluktuasi telah berkurang.
Survei Geologi AS memperbarui laporan gempa bahwa gempa berkekuatan 6,9 berpusat di sekitar sisi selatan Gunung Api Kilauea, 16 kilometer atau hampir 10 mil barat daya dari Leilani Estates.
Awalnya gempa itu direkam pada skala 6.0. Gempa ini setelah gempa berkekuatan 5,6 melanda sisi selatan Gunung Berapi Kilauea pada 11:33 pagi Jumat. Tidak ada tsunami yang dihasilkan dari gempa itu.
CNN | KHON 2