Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hadiah Nobel sudah memasuki tahun ke-122 sejak pertama kali digelar pada 1901 di Stockholm, Swedia. Hadiah Nobel diambil dari nama penggagasnya, yaitu Alfred Nobel. Seluruh hadiah Nobel berasal dari harta kekayaan Alfred Nobel. Harta kekayaan Alfred Nobel didapat seluruhnya dari usahanya menjual dinamit. Dia merupakan penemu dinamit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari thoughtco.com, Alfred Nobel lahir pada 21 Oktober 1833 di Stockholm, Swedia. Ia mempunyai ayah seorang arsitek. Selain sebagai arsitek, ayah Alfred juga membuka toko senapan di Saint Petersburg, Rusia. Toko senapan itu berkembang pusat dan bekerja sama dengan pemerintah Rusia untuk merakit senjata sebagai alat pertahanan perang. Latar belakang ayahnya turut mempengaruhi Alfred.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesuksesan ayahnya membuat Alfred dilatih untuk menjadi kimiawan. Uniknya, ia tidak mendapatkan pendidikan formal. Ia dan saudaranya mendapatkan pendidikan privat di rumah. Orang tua Alfred sengaja untuk menyekolahkan anak-anaknya di dalam rumah di bawah didikan guru-guru yang kompeten di bidangnya.
Selain itu, ia juga belajar sastra-sastra dari negara Eropa. Berkat itu pula, ia mahir dalam berbahasa Inggris, Jerman, dan Perancis. Singkat cerita, pada tahun 1862, ia bereksperimen menggunakan nitroglycerine untuk membuat alat ledak.
Setelah berhasil membuat ledakkan pertamanya pada 1862, Alfred kemudian membangun pabrik kecil di Helenborg, Swedia untuk memproduksi nitrogliserin. Sayangnya, nitrogliserin sangat sulit dikendalikan. Pada 1862, pabriknya meledak dan membunuh beberapa orang.
Kejadian tersebut tidak menyurutkan semangat Alfred. Dalam beberapa bulan setelahnya, ia membangun pabrik nitrogliserin lagi. Pada 1867, Alfred menemukan bahan yang lebih aman untuk dikendalikan dan tergolong baru dalam bidang persenjataan, yaitu dinamit. Setelah itu, ia dikenal sebagai penemu dinamit yang digunakan saat perang.
Sebelum meninggal Alfred pada 10 Desember 1896, ia menulis satu wasiat. Wasiat tersebut tertanggal 27 November 1895. Wasiat tersebut tertuliskan bahwa Alfred akan meninggalkan 94 persen kekayaannya untuk diberikan kepada orang yang berkontribusi besar dalam bidang fisika, kimia, fisiologi, sastra, dan perdamaian. Saat itu, dalam wasiat Alfred ia sudah memikirkan konsep hadiah Nobel.
Mengutip britannica.com, Hadiah Nobel pertama baru dilaksanakan pada 10 Desember 1901. Tanggal tersebut dipilih untuk sekaligus memperingati hari kematian Alfred Nobel yang ke-5. Pada gelaran pertama tersebut, Hadiah Nobel memberi penghargaan dalam lima bidang.
Hadiah Nobel Kimia dimenangkan oleh Jacobus Henricus van ‘t Hoff dari Belanda. Untuk kategori Hadiah Nobel Sastra, dimenangkan oleh Sully Prudhomme dari Perancis; Hadiah Nobel Perdamaian dimenangkan Henri Dunant asal Swiss; Hadiah Nobel Fisika diberikan kepada Wilhelm Conrad Rontgen dari Jerman yang menemukan teknologi X-rays; Terakhir, Hadiah Nobel Fisiologi dimenangkan oleh Emil von Behring dari Jerman.
Kelima bidang tersebut konsisten dalam Hadiah Nobel. Namun, pada tahun 1969, bidang penghargaan Hadiah Nobel menjadi enam. Bidang keenam itu adalah ilmu ekonomi. Penambahan bidang Hadiah Nobel adalah inisiasi dari Bank Central Swedia yang mengasosiasikan The Sveriges Riksbank Prize ke dalam Hadiah Nobel.
Hadiah Nobel juga tidak lepas dari kritik dan kontroversi sepanjang sejarahnya. Dikutip dari editorialge.com, Hadiah Nobel dikritik terutama dalam kategori perdamaian. Para pengkritik menyebutkan bahwa keputusan seringkali tidak sesuai dengan opini publik. Selain itu, pengkritik juga mengkritik Hadiah Nobel Perdamaian yang seringnya dipengaruhi oleh beberapa faktor nonteknis di luar komite Hadiah Nobel.