Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Berkurangnya luas hutan hujan tropis tahun lalu amat mengkhawatirkan.
Setiap enam detik, sekitar luas satu lapangan sepak bola hilang dari muka bumi.
Kini, negara-negara dengan hutan tropis diminta untuk memasukkan perlindungan hutan dalam rencana pasca-pandemi.
Berkurangnya luas hutan hujan tropis tahun lalu amat mengkhawatirkan. Setiap enam detik, sekitar luas satu lapangan sepak bola hilang dari muka bumi. Kini, negara-negara dengan hutan tropis diminta untuk memasukkan perlindungan hutan dalam rencana pasca-pandemi.
Pada 2019, hutan hujan tropis primer yang hilang sekitar 3,8 juta hektare. Menurut Global Forest Watch (GFW), ini merupakan penurunan terbesar ketiga sejak pergantian abad. Penurunan terbesar terjadi pada 2016 dan diikuti pada 2017.
“Hutan primer adalah area paling kami perhatikan. Hutan ini memiliki dampak besar untuk karbon dan keanekaragaman hayati,” kata Mikaela Weisse, manajer proyek untuk layanan pemantauan hutan GFW, yang dijalankan oleh World Resources Institute.
Hilangnya hutan primer pada 2019 sekitar 2,8 persen lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Ekspansi pertanian, kebakaran hutan, penebangan, penambangan, dan pertumbuhan populasi berkontribusi besar terhadap deforestasi.
Berkurangnya luas hutan hujan tropis memiliki implikasi besar bagi tujuan global dalam mengurangi perubahan iklim. Sebab, hutan menyerap sekitar sepertiga dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan di seluruh dunia sebagai penyebab memanasnya planet ini.
Hutan juga menyediakan makanan dan mata pencarian bagi orang-orang yang tinggal di atau dekat hutan, sebagai habitat penting bagi satwa liar, dan membantu curah hujan tropis. “Pemerintah yang menyiapkan rencana stimulus ekonomi pasca-corona harus mencakup langkah-langkah untuk melindungi hutan ini,” kata Weisse.
Dalam jangka pendek, Weisse menambahkan, pandemi virus corona dapat melemahkan penegakan hukum hutan. “Orang-orang akan mengambil keuntungan dari kondisi ini untuk melakukan kejahatan lingkungan,” katanya.
Dalam jangka menengah, tekanan ekonomi dapat meningkatkan tekanan pada industri yang lebih ekstraktif di hutan atau pertanian skala besar. Pekerja yang meninggalkan kota akibat kehilangan pekerjaan juga dapat beralih ke hutan untuk mencari makan sehingga risiko deforestasi meningkat. "Situasinya telah berubah," kata Weisse tentang pandemi Covid-19.
Tiga negara teratas yang kehilangan banyak hutan primer tahun lalu adalah Brasil, Republik Demokratik Kongo (DRC), dan Indonesia. Brasil menyumbang lebih dari sepertiga dari seluruh kehilangan hutan primer pada 2019, yakni seluas 1,36 juta hektare.
Banyak kebakaran hutan di Brasil, yang menjadi berita utama internasional tahun lalu, bukan terjadi pada hutan primer, melainkan di daerah yang sudah gundul ketika para petani membuka lahan bekas tebangan untuk pertanian dan ternak, demikian menurut data GFW.
Tetangga dekat Brasil, Bolivia, kehilangan hutan primer seluas 290 ribu hektare, yang merupakan rekor baru, akibat kebakaran. Australia mengalami lonjakan 560 persen hilangnya tutupan pohon dibanding pada 2018 akibat kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Malaysia kehilangan 120 ribu hektare hutan primer tahun lalu, berada di peringkat keenam di belakang Peru dengan 162 ribu hektare. Sedangkan Indonesia, menurut GFW, tetap pada tingkat rendah untuk ketiga kalinya berturut-turut, yakni 324 ribu hektare atau turun 5 persen dibanding 2018.
“Penegakan hukum yang lebih tegas untuk mencegah kebakaran hutan dan pembukaan lahan serta larangan konsesi kelapa sawit baru menjadi faktor terjadinya penurunan itu,” kata Arief Wijaya, manajer hutan dan iklim di World Resources Institute Indonesia.
Arief mengatakan ingin melihat pemerintah tak hanya berusaha mengurangi deforestasi, tapi juga membalik deforestasi. Secara total, menurut data GFW, daerah tropis kehilangan 11,9 juta hektare tutupan pohon yang mencakup semua hutan alam dan perkebunan.
FIRMAN ATMAKUSUMA | REUTERS | WORLD RESOURCES INSTITUTE
Hutan Tropis Semakin Tipis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo