Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Ilmuwan Temukan Tiga Lapis Peradaban Tanah Situs Kumitir Mojokerto

Penelitian geo akeologi menemukan lapisan usia tanah era Medang, Singasari dan Majapahit di Situs Kumitir.

15 Januari 2024 | 12.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Surabaya - Tim pakar gabungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI dan Departemen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meneliti usia tanah di lokasi Situs Kumitir, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Penelitian geo akeologi selama dua hari penuh pada Sabtu-Ahad pekan lalu itu difokuskan pada sisi timur lahan Situs Kumitir yang totalnya seluas 6 hektare tersebut.

“Kami survei detail geologinya, disamakan dengan hasil riset Badan Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur,” kata dosen dan peneliti Departemen Teknik Geofisika ITS Amien Widodo saat dihubungi, Senin, 15 Januari 2024.

Menurut Amien penelitian oleh tim geo arkeologi tersebut hanya fokus pada usia lapisan tanah, meliputi lapisan pertama sampai keempat. Selanjutnya dari lapisan-lapisan tanah itu dites umurnya, termasuk meneliti usia karbonnya.

“Ternyata kami mendapati, paling tidak ada tiga peradaban, yaitu Medang sekitar (tahun) 700-800 Masehi, Singasari (1200), dan Majapahit (1200-1400)-an,” tutur Amien.

Amien berujar penelitian umur lapisan tanah tersebut masih perlu dikembangkan. Apalagi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI telah memiliki rencana melanjutkan eskavasi Situs Kumitir pada tahun ini.

“Sehingga nanti ada kesesuaian antara bagian mana yang akan dilanjutkan eskavasinya oleh Balai Pelestarian Wilayah XI denga napa yang diteliti oleh tim geo arkeologi ini,” kata Amien.

Penelitian tim geo arkeologi, kata Amien, menindaklanjuti seminar daring (webinar) bertajuk Update Kajian Geosain Situs Kumitir, Jumat pekan lalu, 5 Januari 2024.

Webinar itu menghadirkan pembicara Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Endah Budi Heryani, peneliti Pusat Kajian Kebencanaan Geologi BRIN Danny Hilman, geologist independent Andang Bachtiar dan Amien Widodo.

Endah menuturkan bahwa ada rencana melanjutkan eskvasi Situs Kumitir pada 2024 melanjutan ekskavasi besar pada akhir Agustus hingga awal September 2020 lalu. Hanya saja Endah belum menentukan bagian mana dari 6 hektare lokasi situs yang akan dibuka.

Endah optimistis ekskavasi tahun ini lebih lancar karena dari 6 hektare lokasi situs, 2,5 hektare di antaranya sudah dibeli oleh pemerintah. Awalnya, kata dia, arkeolog yang hendak melakukan penelitian mendapat penolakan warga.

“Warga apatis, bahkan ada petugas kami yang mau disambit. Saya yakin dengan telah dibebaskan sebagian tanah tersebut, ekskavasi bisa lebih lancar,” kata Endah dalam webinar yang juga diikuti Tempo.

Endah menuturkan Balai Wilayah XI tetap berpegang pada kesimpulan ekskavasi pada 2020 lalu bahwa Situs Kumitir merupakan bekas istana Batara (Bhre) Wengker. Hal itu didasarkan pada temuan di kitab Negara Kertagama, Kidung Wargasari dan kitab Pararaton.

Disebutkan pula bahwa terdapat tempat pendarmaan Mahisa Cempaka (Narasinghamurti), raja Tumapel yang memerintah bersamaan dengan Ranggawuni (Wisnuwardhana). Mahisa Cempaka merupakan leluhur Wijaya, raja Majapahit pertama.

“Negara Kertagama dan Kidung Wargasari merupakan sumber primer karena dibuat pada era Majapahit. Adapun Pararaton kami sebut sumber sekunder karena ditulis 116 tahun setelah era raja Hayam Wuruk,” kata dia.

Pilihan Editor: Trilogi Opera Majapahit Kisahkan Gitarja, Sang Sri Tribhuwana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus