Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok ilmuwan dari Pusat Teknologi dan Penelitian Antariksa Georgia Tech telah memberikan penjelasan baru tentang bagaimana es terbentuk di Merkurius meskipun suhu permukaannya sangat panas hingga mencapai 750 derajat Fahrenheit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zat beku itu awalnya ditemukan pada 2011 oleh NASA Messenger, pesawat ruang angkasa pertama yang mengorbit planet itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut teori penelitian tersebut, bahan kimia di permukaan planet dipanaskan oleh radiasi Matahari yang intens, melepaskan air dan hidrogen yang nantinya bermukim kembali di dalam kawah yang terlindung dari Matahari, di mana air berubah menjadi es.
Gambar radar yang diambil oleh Messenger menunjukkan kantong-kantong besar es yang tertanam di dalam kawah di kedua kutub Merkurius.
Penemuan ini merupakan kejutan besar, mengingat bahwa planet ini adalah yang terdekat dengan Matahari di tata surya, dengan suhu permukaan yang naik setinggi 750 derajat Fahrenheit.
Tanah di Merkurius mengandung berbagai gugus hidroksil, yang ketika dipanaskan oleh radiasi Matahari mulai melakukan proses yang melepaskan molekul air dan hidrogen.
Air dan hidrogen terangkat keluar dari tanah dan beberapa kelompok molekul bergerak mengendap di permukaan dan membentuk endapan es di kawah yang tidak terpapar Matahari.
"Ini sedikit seperti lagu Hotel California," kata Thomas Orlando dari Georgia Tech, kepada Eurekalert. "Molekul air bisa masuk ke bayang-bayang tetapi mereka tidak pernah bisa pergi."
Mekanika senyawa hidroksil telah lama dipahami, tapi tim Georgia Tech meyakini pekerjaan mereka menunjukkan bagaimana mekanisme itu akan bekerja pada Merkurius.
"Ini bukan sesuatu yang aneh," kata Brant Jones dari Georgia Tech. “Mekanisme kimia dasar telah diamati puluhan kali dalam penelitian sejak akhir 1960-an. Tapi itu pada permukaan yang jelas.”
Menurut Jones, menerapkan kimia pada permukaan rumit seperti yang ada di planet adalah penelitian yang inovatif. Tim memperkirakan bahwa melalui proses transformasi hidroksil, lebih dari 11 miliar ton es dapat terbentuk di planet ini selama lebih dari 3 juta tahun.
Tim percaya proses ini juga bisa membantu menjelaskan bagaimana es berpotensi terbentuk di asteroid. "Proses seperti ini bisa membantu membuatnya," kata Jones.
Teori sebelumnya menjelaskan bahwa es berasal dari asteroid, yang menabrak permukaan planet, menciptakan kawah untuk melindungi es dari paparan langsung Matahari. Karena Merkurius tidak memiliki atmosfer, suhu permukaannya merosot ketika tidak secara langsung terpapar sinar Matahari, turun hingga minus 280 derajat Fahrenheit. Sementara sekitar 90 persen es di planet itu diyakini berasal dari asteroid, 10 persen terbentuk melalui proses alami di planet ini.
DAILY MAIL | EUREKALERT