Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mikroskop Jarak Jauh |
MIKROSKOP elektron tergolong perangkat yang mahal. Harganya sekitar US$ 1 juta per unit, atau Rp 8,6 miliar. Itu sebabnya jumlahnya sangat sedikit, bahkan di negara seperti Australia sekalipun. Padahal alat itu sangat dibutuhkan banyak orang untuk pelbagai keperluan. Guna menyiasatinya, para ilmuwan terpaksa menggunakan satu mikroskop secara beramai-ramai. Tapi, masalah timbul ketika pada saat bersamaan ada beberapa ilmuwan yang hendak menggunakan mikroskop itu dan mereka tersebar di pelbagai tempat.
Masalah itu terpecahkan sekarang. Para ilmuwan di CSIRO berhasil mengembangkan komputer yang dilengkapi teknologi tele-presence microscopy (TPM). Berkat teknologi ini, mereka dapat mengoperasikan sebuah mikroskop dari jarak ribuan kilometer.
"TPM merupakan konsep yang diadaptasi oleh CSIRO dari Departemen Energi Amerika," kata Mr. Colin MacRae, pakar elektron mikroskopis di CSIRO Minerals, tempat mikroskop itu berada. Konsep itu, kata MacRae kepada TEMPO melalui surat elektronik, kemudian disempurnakan oleh lembaga ilmu pengetahuan Australia itu.
Berkat TPM, para ilmuwan dapat melihat dan memanipulasi hasil tayangan mikroskop sekaligus menganalisis datanya di layar dengan seketika, tanpa mereka harus meninggalkan kantor masing-masing. Bahkan, dengan tampilan yang intuitif, pengguna TPM dapat mengoperasikan mikroskop seolah-olah benar-benar berada di samping alat itu.
Antikanker dari Laut |
INI kabar bagus buat para penderita kanker. Para ilmuwan Indonesia dan Jepang berhasil membuktikan bahwa bahan utama (lead compound) dari sejenis spesies spons (Spons Sp) yang mengandung senyawa peptida siklikdiberi nama Barangamide Aternyata memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat antikanker kulit.
"Barangamide A merupakan senyawa baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Senyawa itu ternyata berfungsi untuk mematikan sel kanker kulit dengan cara menghambat metabolisme karbohidrat sel," tutur peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi (P3O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rachmaniar Rachmat Satari.
Riset hasil kerja sama peneliti LIPI dengan Fakultas Ilmu Farmasi Universitas Osaka dan Universitas Ryukyu, Jepang, itu menguji senyawa antikanker yang dikandung Barangamide A. Pengujian dilakukan di Universitas Osaka karena di Indonesia belum ada laboratorium yang menyediakan sel kanker untuk diujicobakan. Sedangkan pembuatan ilustrasi struktur kimianya, kata Rachmaniar, dilakukan di Universitas Ryukyu.
Hingga awal tahun ini, tutur spesialis kimia alam laut ini, sudah diidentifikasi 36 lead compound baru dari berbagai spesies spons yang dikoleksi dari perairan Barranglompo (Sulawesi Selatan), Pantai Gilimeno Lombok Barat, dan perairan Bitung. Menurut Rachmaniar, bagi peneliti Indonesia, penemuan tersebut bersifat istimewa karena para peneliti Indonesia dapat berpartisipasi langsung dalam pencarian bahan baku obat antikanker.
Menyingkat Perjalanan ke Mars |
IMPIAN orang menggapai planet Mars belum pupus sampai sekarang. Kabar teranyar menyebutkan, para ilmuwan di Johnson Space Center, Houston, Texas, dan MSE Technology Applications Inc., Butte, MT, sepakat bekerja sama mengembangkan teknologi roket canggih yang dapat mempersingkat perjalanan ke Mars. Teknologi yang disebut sebagai variable specific impulse magnetoplasma rocket (VASIMR) itu sekarang tengah dikembangkan di Johnson's Advanced Space Propulsion Laboratory, di bawah komando Franklin Chang-Diaz, astronaut NASA peraih gelar doktor fisika plasma terapan dan teknologi fusi dari Massachusetts Institute of Technology, Cambridge.
VASIMR memakai bahan bakar plasma. Plasma, yang sering disebut sebagai pilar keempat materi, merupakan gas ionisasi (atau dialiri listrik) yang terbuat dari atom-atom yang sebagian elektronnya terbelah. Gas tersebut dipanaskan dalam suhu ekstrem, jutaan derajat Celsius.
Chang-Diaz, yang sudah meneliti soal roket plasma sejak 1979, mengatakan, "Sebagai pendorong roket fusi, VASIMR menyediakan arsitektur propulsi bertenaga penuh dan sangat cepat." Chang-Diaz menambahkan, berkat VASIMR, perjalanan ke Mars dapat dipercepat dua kali lipat dari yang sekarang. Sayang, dia belum mengetahui kapan teknologi itu dapat diterapkan secara nyata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo