Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Inovasi

4 Juni 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kamera Kapsul untuk Isi Perut

Penyembuhan penyakit pencernaan sering tak kalah menyiksa. Pemeriksaan lewat pelepasan atau metode endoskopi biasa—memasukkan kamera dengan kabel kecil—membuat pasien selalu merasa tak nyaman. Namun, problem itu kini bisa teratasi setelah rampungnya pembuatan kamera berukuran kapsul. Peranti ini terdiri dari sumber cahaya, pemancar radio, dan lensa kamera video.

Cara pakainya simpel tapi revolusioner. Kamera cukup ditelan oleh pasien. Karena kamera ini dibungkus pelindung yang steril, pasien tak perlu cemas mengenai masalah keamanannya. Selanjutnya, selama 24 jam alat ini akan merekam isi perut. Data yang diperoleh disimpan pada alat penerima yang dililitkan di sabuk. Dibandingkan dengan endoskopi biasa, sistem baru ini lebih unggul karena bisa menjangkau bagian paling sempit dari usus besar. Setelah satu hari, kamera akan keluar lewat pelepasan.

''Terapi ini sama sekali tak menyakitkan, dan pasien tak perlu berada di rumah sakit," kata Paul Swain dari Royal London Hospital, Inggris, penemu alat baru ini. Selain itu, sepuluh pasien yang menjalani uji coba juga bisa melakukan kegiatan rutinnya selama terapi ini. Meski alat itu saat ini belum diproduksi massal, Swain yakin harga kamera ini akan terjangkau.

Proyek Iga Titanium

Ketika melihat wajah dokter yang menangani persalinannya, Elsa segera tahu ada masalah serius dengan bayinya. Menurut dokter, ada kelainan di tulang belakang orok bernama Ryan Origaen itu. Akibatnya, kemungkinan besar Ryan akan mengalami masalah pernapasan. Dan begitulah kenyataannya. Kondisi Ryan memburuk dengan cepat sehingga tiga minggu setelah lahir ia harus dibantu mesin untuk bernapas.

Masalah yang dihadapi Ryan, tulang iga di bagian kiri lengannya berimpit dan tak berkembang. Karena iga di bagian kanan tumbuh, susunan tulang belakang bocah malang itu justru makin kacau, yang mengakibatkan paru-paru Ryan terdesak. Untuk menyelamatkan nyawa Ryan, dokter menyarankan agar pertumbuhan tulang belakang bocah itu dihentikan. Namun, risikonya, dada Ryan tak akan berubah ukuran, dan paru-parunya berukuran jauh di bawah normal.

Syukurlah, pada saat putus asa, keluarga ini ditawari terapi radikal dari Santa Rosa Children's Hospital, Houston, Amerika Serikat. Terapi ini adalah penanaman tulang iga yang terbuat dari titanium. Iga logam ini bisa tumbuh secara teratur sehingga paru-paru punya ruang untuk berkembang. Menurut Dr. Robert Campbell, pionir teknologi ini, logam itu adalah kunci kelangsungan hidup anak seperti Ryan. ''Kalau paru-paru berkembang sementara ukuran dada tetap, anak akan kekurangan oksigen," kata Campbell. Sejak Agustus tahun lalu, sudah 97 pasien yang ditangani tim Campbell. Kabar baiknya, semua pasien menunjukkan kemajuan yang mengagumkan, termasuk Ryan, yang kini tak perlu lagi harus menggunakan ventilator untuk bernapas.

Pena Pensteril Air

Berkemah itu menyenangkan. Tapi sering ada kerepotan kecil yang bila diabaikan akan berakibat fatal. Hal itu adalah pengonsumsian air yang tidak steril. Mau membawa air sendiri, kok berat. Namun, masalah ini telah terpangkas dengan ditemukannya alat berbentuk pena yang bisa mensterilkan air.

Cara pakainya sederhana. Pelet garam yang ditaruh di bagian atas pena cukup ditaburkan ke dalam satu liter air di panci. Lantas pena yang bertenaga baterai ini digoyangkan selama satu menit. Tanpa perlu direbus, air sudah siap diminum. Bahkan, jumlah bakteri yang tandas jauh lebih banyak ketimbang pemakaian desinfektan kimiawi. Alhasil, salam perpisahan layak disampaikan kepada penjernih seperti klorin.

Alat yang sebentar lagi mungkin jadi bawaan ''wajib" pekemah ini ditemukan tim dari University of North Carolina, Amerika Serikat, yang dipimpin Mark Sobsey, profesor mikrobiologi lingkungan. Teknologi ini bisa juga digunakan untuk penjernihan air minum di fasilitas umum. Diperkirakan, nantinya pena ini akan dijual US$ 100 per unit. Namun, saat ini, baru pihak militer di negara itu yang memakainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus