Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ponsel 3 Dimensi
Idenya dipopulerkan Ratu Leia dalam trilogi Star Wars yang mengirimkan hologram 3 dimensi. Kini, mimpi itu mendekati kenyataan. Dua peneliti University of Tokyo, Jepang, mengembangkan teknologi yang suatu hari diharapkan bisa mengubah ponsel menjadi alat canggih yang bisa menampilkan gambar hologram si penelepon.
Dalam uji coba, sebuah kamera digital mengambil gambar wajah kemudian mengirimkan data ke tabung silinder. Selanjutnya gambar tampil di tabung. "Kita bisa melihat gambar 3 dimensinya dalam silinder," kata Susumu Tachi, profesor ilmu komputer dan fisika Tokyo University.
Rahasianya adalah silinder dubbed SeeLinder, hasil kombinasi fiber optics, electronics, dan white light-emitting diodes atau LEDs. Sedangkan silinder hologram ini mirip zoetrope, roda primitif pada film.
Gambar yang dihasilkan berdiameter 8 inci dan tinggi 10 inci. Sayangnya, gambar dilihat dari atas maupun bawah lebih kabur dibandingkan gambar di layar televisi. Selain itu, biaya yang dibutuhkan juga masih relatif mahal US$ 97.100 per silinder atau sekitar Rp 874 juta.
Mobil Berbaterai AA
Percaya atau tidak, dua baterai jenis AA yang biasa dipakai di walkman atau kamera bisa dipakai untuk menggerakkan mobil. Inilah jenis baterai super yang dikembangkan perusahaan elektronik asal Jepang, Panasonic.
Tentu saja, yang digerakkan bukan mobil biasa. Oxyride, nama mobil itu, sengaja dibuat untuk mempromosikan baterai baru Panasonic yang disebut Digital Xtreme Power (DXP). Baterai ini berbahan baku kimiawi manganese dioxide electrode alkaline, dipadu dengan elemen hidroksida nikel. Baterai baru mampu menjalankan Oxyride yang berbobot 18,5 kilogram plus seorang penumpang berbobot 50 kilogram sejauh 1,23 kilometer.
Panasonic mengklaim baterai mereka dua kali lebih kuat dibanding baterai kering alkaline. Dengan DXP, kamera digital mampu mengambil gambar sampai 315 kali atau dua kali lipat kemampuan alkaline yang hanya mampu memotret 144 gambar. Digital Xtreme Power akan mulai dipasarkan di kawasan Eropa pada April mendatang seharga 360 yen atau sekitar Rp 31 ribu.
Gen Selingkuh
Air cucuran atap jatuhnya ke pelimpahan juga. Peribahasa ini ternyata berlaku pula untuk soal selingkuh. Para peneliti di The Twin Research Unit di St. Thomas Hospital, London, Inggris, menemukan bahwa faktor genetik ternyata ikut menyebabkan orang berselingkuh. Mengambil sampel 1.600 pasangan kembar identik dan non-identik, "Kami menemukan sekitar 40 persen pengaruh terhadap jumlah pasangan dan ketidaksetiaan disebabkan faktor genetik," kata Profesor Tim Spector, Direktur The Twin Research Unit.
Spector percaya banyak gen yang mempengaruhi tingkah laku, terutama gen pada kromosom 3, 7, dan 20. Meski demikian, ia mengakui faktor lingkungan dan pendidikan juga berperan.
Responden rata-rata wanita berusia 50 tahun dan seperempat di antaranya bercerai. Kepada mereka ditanyakan ihwal kehidupan seksual, jumlah pacar, dan sikap mereka soal ketidaksetiaan. Hasilnya, sekitar 22 persen mengaku pernah selingkuh. Hasil lainnya, mereka yang mengaku setia ternyata memiliki empat pacar, sementara yang sering selingkuh memiliki hingga delapan pacar. "Dan paling tidak hampir 90 persen pernah berpikir untuk selingkuh," kata Spector.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo