Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
BERPENAMPILAN sederhana. Lebih sering memakai sepatu sandal, kecuali bertemu presiden. Bicaranya ceplas-ceplos. Tangkas berargumentasi, kadang kala ditingkahi kelakar segar yang memancing tawa. Itulah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)—organisasi keagamaan terbesar di Indonesia dengan massa saat itu 20 juta orang—untuk jabatan 1984-1989. Ia lalu terpilih kembali untuk dua kali masa jabatan berikutnya hingga 1999.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo