Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Jantung bikinan utah

Pengembangan jantung buatan, di univ. utah, as, satu diantara jantung buatan menggantikan jantung yang rusak, yang dirancang dr. jarvik sudah berdenyut lebih dari 8 bulan. (ilt)

7 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA jantung cangkokan, dan Insya Allah, bakal ada jantung buatan -- yang bisa dipasang di dada anda. Setidaknya itulah harapan Dr. Robert K. Jarvik, asisten profesor bidang penelitian ilmu bedah dan bioteknik dari Universitas Utah, Amerika Serikat. Di laboratorium Fakultas Kedokteran universitas di Salt Lake City itu, Dr. Jarvik bersama sejumlah rekannya menjalankan suatu program penelitian yang paling ambisius dalam mengurusi orang berpenyakit jantung mengembangkan jantung buatan. Pekan lalu Jarvik-7, satu antara sejumlah jantung buatan yang dirancang Dr. Jarvik, bahkan sudah berdenyut lebih delapan bulan. Siang malam, tanpa henti. Jantung buatan (seperti halnya jantung asli) pada pokoknya ialah sebuah pompa. Tapi ia harus mampu bekerja seumur hidup tanpa gagal. Kalau macet 10 detik saja, pemakainya pasti pingsan. Maka pembikinannya harus sempurna betul. "Sebuah dengan buatan yang mutunya lumayan, masih bisa digunakan," ucap seorang rekan Jarvik, "tapi jantung buatan yang sekedar lumayan, tidak terpakai." Anak Sapi Juga bahannya tidak boleh mempengaruhi atau merusak darah yang disalurkannya -- sebanyak 7 liter setiap menit selama sisa hidup pasien pemakai. Ukuran seluruhnya juga tak boleh melebihi besarnya jantung asli yang digantikannya. Mengatasi semua problem itu, para ahli cukup pusing selama bertahun-tahun. Baru sekarang tim peneliti dalam program jantung buatan itu merasa sudah ada harapan untuk meningkatkan percobaan dengan hewan ke percobaan dengan manusia. Sejak beberapa bulan jantung buatan itu memang sudah pula dipasang dalam dada sejumlah anak sapi dan seekor domba. Tidak jauh dari bangunan laboratorium, hewan itu tenang mengunyah makanan mereka di kandangnya. Salah satu anak sapi yang diberi nama Alfred Lord Tennyson -- nama penyair Inggris -- sampai pekan lalu sudah hampir setahun hidup, ditunjang jantung buatan itu. Di atas kandangnya tertulis The Champ (Sang Juara). Jantung buatan Jarvik-7 itu meniru bentuk dan fungsi jantung asli. Ia terdiri dari 2 atrium (ruang penerima darah) dan dua ventrikel (ruang pompa), seluruhnya terbuat dari bahan poliuretan. Sehelai diafragma dalam kedua ventrikel itu -- kiri dan kanan -- digerakkan secara pneumatis dengan udara berkompresi. Setiap pulsa mendorong darah keluar secara bergantian dari kedua ventrikel itu. Ventrikel kanan mengirim darah ke paru untuk dibekali oksigen. Ventrikel kiri mendorong darah segar itu melalui aorta ke seluruh tubuh. Tapi dalam tahap kini, ada hambatan besar: sumber tenaga yang menjalankan jantung buatan itu tak bisa dipindah-pindah. Hewan percobaan tidak bisa meninggalkan kandangnya, karena terikat pada peralatan kompresi udara dan sumber listrik. Cara seperti itu tentu sukar diterapkan pada seorang pasien, kecuali untuk sementara waktu, misalnya dalam keadaan darurat. Sekalipun bisa dikembangkan peralatan kompresi udara yang dapat diangkut, pipa besar yang menyalurkan udara bertekanan itu ke jantung dalam rongga dada, sangat mengganggu. Juga risiko infeksi besar sekali di tempat pipa itu memasuki dada. "Mungkin saja banyak orang bersedia menerima kondisi semacam itu jika pilihan lain baginya hanya maut," ucap Jarvik. "Tapi mestinya tidak begitu." Atau kata Dr. John Ketteringham, ahli analisa kesehatan dari perusahaan konsultan Arthur D. Little, "Masih dibutuhkan beberapa tahun lagi sebelum bisa disaksikan pemanfaatan secara klinis berbagai peralatan itu, karena problem yang berkaitan dengan sumber tenaga." Memang soal pokok sekarang ialah teknologi sumber tenaga itu. Namun saat ini Dr. Jarvik dan rekannya di Universitas Utah bekerjasama dengan Milton Issacson dari Nu-Tech Inc., mengembangkan suatu alat konversi tenaga elektrohidraulis. Alat ini sangat kecil dan mekanismenya sederhana. Ia bisa ditempatkan dalam rongga dada tanpa mengganggu organ lain. Beratnya hanya 85 gram dan membutuhkan ruang hanya 30 cm3. Sebagai sumber tenaga, alat itu menggunakan baterai yang berkekuatan arus listrinya dikendalikan komputer mikro. Baterai itu beratnya sekitar 2 kg, dan bisa dipakai di pinggang atau dengan rompi. Melalui kabel kecil yang menembus dada ia bisa dihubungkan dengan si jantung buatan. Sumber tenaga jantung bbatan seperti itu memungkinkan pasien bebas bergerak. Tapi jangan tergesa-gesa: ia baru dites pada hewan dan pada model jantung dalam laboratorium. "Saya tidak membayangkan penggunaannya sebelum tahun 1990-an," kata Jarvik. Itu pun bila satu masalah bukan teknis bisa diatasi: cukupnya dana untuk menunjang program pengembangan jantung buatan total. Sebab Dewan Kardiologi dari National Heart, Lung and Blood Institute (Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah) di AS, berpendapat lain. Institut itu -- yang terutama menyediakan dana pemerintah federal buat riset di bidang jantung -- terutama mendukung program pengembangan sebuah alat yang disebut LVAD, yang menunjang fungsi ventrikel kiri (LVAD -- Left Ventricle Assistance Device). LVAD mengambil alih tugas ruang bawah jantung asli, yang menjalankan hampir 80% seluruh pekerjaan bagian ini biasanya merupakan bagian yang paling terlibat berbagai kegagalan kerja jantung manusia. Tapi juga LVAD itu masih jauh dari sempurna dan harganya cukup mahal. Lima tahun terakhir memang sudah lebih 200 kali LVAD dipasang pada pasien jantung. Tapi alat ini tidak bisa mempertahankan hidup pasien itu selama waktu yang berarti. Menurut Thermo Electro Corp. di Wallham, Massachusets, perusahaan yang terutama mengembangkan LVAD itu, masih dibutuhkan 6 sampai 7 tahun lagi sebelum peralatan itu bisa menjangkau jumlah pasien yang secara ekonomis berarti, misalnya 50.000 pasien setahun. Sebagian besar dana pemerintah juga disalurkan pada program pengembangan jantung nuklir. Sejak 1968, 3 perusahaan telah dikontrak untuk itu. Sasarannya ialah menghasilkan sebuah jantung buatan yang dapat dimasukkan seluruhnya ke dalam rongga dada dan mampu bekerja minimal selama 10 tahun tanpa tergantung sumber tenaga dari luar. Berbagai sistem yang dikembangkan, memanfaatkan panas yang dihasilkan isotop radioaktif Plutonium 238. Panas ini kemudian menjalankan mesin kecil tipe Rankine atau termokompresi. Mesin itu pada gilirannya menjalankan pompa darah secara pneumatis, hidraulis atau mekanis. Tapi juga jantung nuklir itu tidak mencapai sukses. "Saat ini pengembangan tidak lagi diusahakan betul," ucap Dr. John Watson, Kepala Divisi Peralatan dan Teknologi Institut Nasional itu. Tak satu pun jantung buatan bertenaga nuklir dalam percobaan, berhasil menunjang hidup hewan percobaan melebihi dua hari. Debaran Enak Sejarah penelitian membuat jantung buatan total dimulai oleh Dr. William J: Kolff dan Tetsuo Akutsu di tahun 1957. Kedua peneliti itu untuk pertama kali memasukkan jantung buatan total terbuat dari polivinilkhlorida, ke dalam tubuh seekor anjing. Di tahun 1968, ada perkembangan baru: pertama kali sebuah jantung buatan total dimasukkan ke dada seorang pasien oleh Dr. Denton A. Cooley dari Institut Jantung Texas. Jantung ini digerakkan secara pneumatis. Selama 64 jam kehidupan pasien itu bisa ditunjang, sampai saat tersedia jantung asli dari seorang donor untuk dicangkokkan. Memang upaya itu semata-mata dijalankan untuk memperpanjang waktu mencari jantung dari donor itu. Mesin jantung-paru konvensional, yang biasanya dipakai selama operasi jantung, tak bisa menjamin waktu selama itu. Tapi sejak itu tak pernah ada lagi upaya yang semacam. Bila ada kelak, seperti yang diharapkan tim di Universitas Utah, tujuannya pasti lebih luas. Jantung buatan itu harus menggantikan jantung asli pasien secara permanen, menjamin kehidupan normal sampai ajal tiba. Tapi kapan percobaan dengan tubuh manusia dimulai? Akhir Januari yang lalu tim di Utah itu sudah mendapatkan persetujuan pimpinan universitas untuk menggantikan jantung asli seorang pasien. Syaratnya hanya jika tidak ada kemungkinan lain bagi si pasien kecuali maut. Dr. Kolff pertengahan bulan lalu juga sudah mengajukan permintaan izin kepada FDA (Food and Drug Administration --Badan Pengontrolan Makanan dan Obat di AS). Izin FDA itu mutlak perlu, dan merupakan langkah terakhir dalam prosedur, sebelum jantung buatan hasil penelitian 20 tahun bisa digunakan untuk menyelamatkan nyawa seorang pasien. Dengan debaran yang enak, tentu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus