Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kalau tanpa alat pengaman

Bank dan perusahaan money changer wajib memasang alat pengaman, kini tersedia alat pengaman dari yang sederhana sampai yang rumit seperti rapid. (tek)

12 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA kali perampokan terakhir ini di akarta tampak mendatangkan hikmah bagi sejumlah perusahaan alat pengaman. Antara lain NV Mugi, Technodev Inti Utama, Sumbertek, Motorola, Gapura Karya dan Komtelindo Utama memperagakan produk masing-masing pekan lalu. Sebagian besar alat itu dilengkapi komputer. Harganya tidak dicantumkan, tapi cukup mahal. "Soal harga dapat dirundingkan," ucap Pangkopkamtib, Laksamana Sudomo. "Jangan lupa komisi untuk saya," sambungnya secara berkelakar. Walaupun tanpa komisi, Pangkopkamtib pada hakekatnya ikut mempromosikan alat pengaman. Bahkan ia mendesak supaya pemakaian alat pengaman diperbanyak terutama di berbagai bank dan perusahaan penukar uang. "Saya harap ini dilaksanakan," ucapnya di depan sekitar 300 pengusaha dan bankir yang diundang berkumpul di Kolak Metro Jaya. Untuk itu Sudomo memberi waktu satu bulan. "Kualitas kejahatan sekarang meningkat," katanya lagi. Sarung Bantal Tiga bulan lalu PT Sinar Iriawan kena rampok. Pekan lalu lima perampok berhasil pula menggait uang -- baik dalam rupiah maupun valuta asing -- sebanyak Rp 200 juta dari PT Sri Kandi. Keduanya money changer, menjalankan bisnis tukar-menukar uang. Dan keduanya tergolong empuk bagi perampok. Umumnya perusahaan penukar uang di Jakarta tadinya tidak memikirkan keamanan. Bahkan, seperti diungkapkan Dan Kores 71, drs. Hindarto, ada di antara mereka yang belum punya brankas, tempat menyimpan uang. "Ada yang simpan uangnya dalam sarung bantal," kata Sudomo agak menyindir. Pengaman yang paling sederhana adalah tombol dan kickbar di bawah meja. yang bisa ditekan atau ditendang bila terjadi bahaya. Ia membunyikan alarem. Yang lebih kompleks adalah billtrap atau money clip. Bila setumpuk uang yang terletak di atas alat ini diambil semua, alarem akan berbunyi, kecuali disisakan selembar sebagai isolasi. Semua itu sudah umum dipergunakan. Juga penjahat ulung sudah mengetahuinya. Yang lebih rumit lagi adalah yang membunyikan alarem bila terjadi perubahan dalam keadaan atau lingkungan normal. Misalnya alat yang mempergunakan sel foto-elektrik yang peka terhadap perubahan cahaya. Bila ada seorang atau benda melintasi jangkauan alat ini, segera alarem akan terpelatuk. Golongan ini termasuk peka terhadap asap, panas, suara, gerak, getaran dsb. Semua peralatan ini dapat diatur dengan nilai konstan. Bila itu terlampaui, akan terjadi suatu perubahan voltase yang pada gilirannya akan mengaktifkan bunyi alarem di suatu tempat yang dikehendaki. Peralatan semacam ini dapat dipasang misalnya di pagar, pintu, jendela, pintu brankas atau dalam ruangan -- bertujuan mensiagakan petugas keamanan melalui alarem. Jenis lain yang menarik perhatian adalah yang oleh pengusahanya dinamakan RAPID. Sistem ini pada pokoknya suatu jaringan komunikasi yang dikaitkan dengan peralatan alarem. Ini akan berbunyi di ruangan Satpam (kesatuan pengaman) perusahaan itu dan sekaligus di sentralnya yang terpasang di Kodak Metro Jaya. Ny. Roselin Yaman, Dir-Ut Technodev Inti Utama, yang mengageni RAPID ini, memperkirakan biayan a bisa dipikul bersama oleh bank dan perusahaan money change. Tentu semua ini tak akan ada gunanya bila tidak didukung oleh Satpam setempat atau pun polisi. Karena itu peralatan seperti RAPID dikaitkan dengan Automatic Vehicle Monitoring System (AVM), yang juga diimpor oleh Technodev Inti Utama. Kodak Metro Jaya sedang mempertimbangkan untuk membelinya. Melalui AVM ini mobil patroli dapat segera dikerahkan ke tempat kejahatan terjadi. Mengetahui apa yang terjadi dan siapa pelakunya tentu juga sangat penting. Untuk itu teknologi mutakhir menyediakan Closed Circuit Television (CCTV) yang dikaitkan dengan Video Recording System. Peralatan ini memungkinkan petugas keamanan bergerak lebih tepat dan siaga, sekaligus merekam semua kejadian, waktu dan rupa pelakunya. Pelacakan kemudian, bila diperlukan, akan lebih mudah dengannya. Jelas di sini bahwa soal pengamanan pusat keuangan bukan soal gembok dan tombol di bawah meja saja. Juga bukan alat lainnya yang lebih rumit saja. Diperlukan suatu persoalan yang terpadu yang mencakup sistem alarem dan Satpam, serta bahkan lokasi dan arsitektur bangunan. Banyak perusahaan, bahkan juga bank, belum mencantumkan hal ini dalam daftar prioritas. Tapi ada kemungkinan suatu ketika soal pengamanan tercantum dalam persyaratan untuk izin usaha. Sudomo sudah menyinggung kemungkinan itu. Konon PT Sinar Iriawan kini menyesal kenapa telah tidak memasang alat pengaman. Dua bulan sebelum terjadi perampokan di situ, Rudi Iriawan, pemilik perusahaan money changer itu dianjurkan supaya memasangnya, menurut cerita dari sumber Technodev Inti Utama. Iriawan ketika itu menolak karena alasan mahal. Juga ia khawatir kalau ibunya nanti lekas terserang panik, lantas menekan tombol alarem. Kemudian polisi datang, dan langganannya pun akan panik, demikian alasannya dulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus