Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kami tak mau menyerah

Wawancara tempo dengan prof. dr.samaun samadikun, doktor lulusan universitas stanford, as dan ketua lipi tentang masalah pendanaan lipi serta kerja sama dengan pihak luar.

1 September 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIA dikenal sebagai tokoh yang rendah hati. Pembawaannya pun bersahaja. Sehari-harinya dia suka mengenakan hem putih lengan pendek, yang kadang kala dibungkus jaket. Kecintaannya kepada dunia pendidikan membuat Prof. Dr. Samaun Samadikun, 59 tahun, enggan berpisah dengan kampus ITB kendati dia telah menjabat sebagai Ketua LIPI sejak Mei tahun lalu. Samaun tetap mengajar, dan masih sering menenggelamkan diri dalam lab mikroelektronika di Kampus Ganesha ITB. Mahasiswa yang memilih Samaun sebagai pembimbing harus siap diajak berbicara dalam bahasa Inggris. "Saya ingin mencetak sarjana elektro yang tidak saja mampu bersaing dengan pedagang Glodok, tapi sanggup berkompetisi dengan sarjana luar negeri," ujar doktor lulusan Universitas Stanford AS, 1971, itu. Menjelang diangkat menjadi Ketua LIPI, Samaun sempat melontarkan gagasan spektakulernya, yakni menjadikan Bandung sebagai "lembah silikon" Indonesia, -- dengan ITB sebagai basis expert-nya. Jumat pekan lalu, Prof. Samaun menerima Dwiyanto Rudi S. dari TEMPO Bandung untuk sebuah wawancara. Petikannya: Bagaimana soal pendanaan LIPI? Pada tahun anggaran ini kami menerima Rp 10 milyar, itu di luar anggaran rutin. Jumlah ini dua kali lipat DIP tahun lalu. Dari jumlah itu, Rp 8 milyar disediakan untuk penelitian dan Rp 2 milyar untuk pembangunan gedung. Pertumbuhan DIP LIPI cukup bagus, setiap tahunnya meningkat. Memang pernah menurun pada 1986, tapi itu karena Pemerintah kekurangan dana. Dengan anggaran sebesar itu, apakah peneliti LIPI bisa bekerja dengan kapasitas penuh? Dana yang tersedia itu memang tidak mencukupi. Kalau melihat kapasitas dan fasilitas yang ada, mestinya tersedia dana Rp 20 milyar. Kalau begitu, banyak peneliti LIPI yang kurang pekerjaan. Kami tak mau menyerah begitu saja. Kekurangan dana itu justru membuat kami merasa ditantang. Kami menyalurkan kelebihan kapasitas tenaga peneliti itu kepada pemda-pemda atau industri. Bagaimana LIPI merintis kerja sama itu? Kami harus rajin ngomong sana-sini, menghubungi serta menawarkan hasil-hasil penelitian kami kepada calon partner. Apa saja yang ditawarkan LIPI? Ada empat kelompok yang kami tawarkan. Pertama, konsep-konsep yang dihasilkan LIPI yang mungkin dapat mengembangkan bidang yang diminati partner. Yang kedua berupa barang, proses teknologi, atau sebuah prototipe. Ketiga adalah hasil penelitian yang membuka kemungkinan untuk menciptakan barang baru atau menambah khazanah ilmu dan teknologi. Keempat berupa penelitian di bidang jasa. Apakah LIPI menetapkan standar tarif tertentu untuk peneliti, dan standar sewa untuk lab, dalam proyek kerja sama dengan pihak luar? Standar tarif itu memang ada. Tapi ya, seperti orang berdagang, hal itu tidak mutlak. Ada tawar-menawar. Bergantung pada apa yang harus dikerjakan. Ada sinyalemen bahwa yang masuk LIPI itu bukanlah sarjana-sarjana yang berprestasi akademis tinggi semasa di perguruan tinggi. Itu bisa dimaklumi. Lulusan terbaik biasanya memilih bekerja di perusahaan-perusahaan multinasional. Di sana mereka memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. Karena itulah lembaga-lembaga penelitian di Indonesia sulit memperoleh orang-orang terbaik. Bagaimana mengaturnya agar riset di LIPI tak over-lapping dengan penelitian di BPPT atau Litbang Departemen? Memang ada yang overlapping. Tapi itu bisa dibedakan dari segi keilmuannya, antara ilmu dasar dan terapan. Di LIPI riset dilakukan lebih mendasar dibanding yang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus