Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Glasnost tanpa umbul-umbul

Lipi merayakan hut ke-23. membawahi 19 lembaga yang bergerak di jalur ilmu sosial & eksakta, dengan tenaga peneliti sebanyak 5000-an sarjana dari berbagai bidang. membuka diri terhadap kerjasama dengan pihak luar.

1 September 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TANPA ramai-ramai, tanpa umbul-umbul, LIPI merayakan hari jadinya yang ke-23 pekan lalu. Ulang tahun lembaga ilmiah itu hanya ditandai dengan selamatan kecil di markas besarnya yang megah, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, dan sebuah konperensi pers. Namun, lewat peristiwa kecil itulah muncul kesan bahwa LIPI siap mengibarkan semangat glasnost, membuka diri terhadap kerja sama dengan pihak luar. Kerja sama dengan pihak luar memang tak bisa dihindarkan. "Agar LIPI lebih cepat berkembang," ujar Prof. Dr. Samaun Samadikun, Ketua LIPI. Dengan kerja sama itu, LIPI akan memperoleh pengalaman riset yang lebih banyak, di samping mendapatkan pemasukan finasial. Tanpa mengundang dana dari luar, diakui oleh Prof. Samaun, kapasitas LIPI tak terpakai secara penuh. Pada tahun anggaran 1990/1991 ini, misalnya, anggaran riset yang tersedia di LIPI hanya Rp 8 milyar. Padahal, untuk bekerja sesuai dengan kapasitas diperlukan dana Rp 20 milyar. Ketekoran itulah yang harus ditambal LIPI dengan melibatkan pihak luar. "Kami harus rajin mencari partner," tambah Samaun. Industri swasta, pemerintah daerah, dan BUMN, belakangan sering memesan penelitian ke LIPI. Namun, bukan melulu keuntungan finansial yang dikejar LIPI. Samaun mengingatkan pula tentang UU Paten Teknologi, yang akan efektif berlaku mulai Januari 1991 nanti. Jika UU itu diberlakukan, menurut Samaun, berarti impor'teknologi akan menjadi lebih mahal karena harus membayar royalti. Dengan demikian, "Kita tak bisa lagi terlalu bergantung dengan teknologi impor," ujarnya. Pada usianya yang 23 tahun ini, LIPI telah berkembang menjadi instansi besar. Di bawahnya bernaung 19 buah lembaga riset, yang bergerak di jalur ilmu sosial maupun eksakta, tersebar di sekitar Jakarta, Serpong, Bogor, dan Bandung. Jajaran peneliti LIPI kini diperkuat oleh 5.000-an sarjana dari pelbagai bidang. Semangat glasno~t yang ditiupkan memang me~nbuat instansi-instansi di bawah LIPI lebih giat. Tengok saja, kesibukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Oseanologi yang berpangkalan di Ancol, Jakarta Utara. Lembaga ini menerima pesanan penelitian dari kiri-kanan. "Kebanyakan kami meriset bidang lingkungan hidup," tutur Dr. Kasijan Romimohtarto, Kepala Puslitbang Oseanologi LIPI. Lewat kerja sama itu, Puslitbang Oseanologi bisa menggaruk dana Rp 500 juta tahun lalu. Tahun ini, Kasijan memproyeksikan penerimaan Rp 500 - 600 juta. Penelitian yang sudah dilakukan, antara lain atas pesanan PLN. "Kami meneliti dampak lingkungan di sekitar PLTU Suralaya, Jawa Barat, dan PLUT Muara Karang, Jakarta," ujar Kasijan. Atas dasar pesanan Pertamina, tim Puslitbang Oseanologi pun terjun ke perairan Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah, untuk meneliti dampak lingkungan setempat oleh pendalaman alur pelayaran di perairan itu. Kontrak riset di Cilacap itu seharga Rp 27 juta, dan rampung dikerjakan dalam empat bulan. Namun, perolehan Puslitbang Oseanologi itu terhitung kecil dibandingkan dengan nilai kontrak yang digaet oleh Puslitbang Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (KIM). Pada 1987, KIM berhasil mengeduk Rp 2,9 milyar dari PLN, lewat proyek pengembangan sistem pemantauan hidrologi dan sedimen untuk PLTA Cirata, Jawa Barat. Dan pada 1989 silam, KIM kembali unjuk kebolehan dengan menggaet kontrak Rp 1,5 milyar untuk proyek peramalan banjir di Kali Brantas. Dana tak cuma mengalir dari dalam negeri. Puslitbang Metalurgi Bandung menggaet dana Rp 18 milyar dari Jepang untuk membuat percontohan dalam pengolahan biji nikel. Lewat proyek berjangka empat tahun, yang akan berakhir di akhir 1991 itu, dihal~apkan Puslitbang Metalurgi menemukan cara yang lebih sederhana dalam proses pelarutan biji nikel. Puslitbang KIM memang diakui oleh Prof. Samaun Samadikun sebagai salah satu instansi LIPI dengan perkakas yang terbaik. Sejajar dengan Puslitbang KIM adalah Puslitbang Telekomunikasi, Elektronika Strategis, Komponen, dan Material (TESKM) yang sama-sama berpangkalan di kawasan Puspiptek Serpong. Lantaran dinilai berhasil mandiri dalam soal dana dan menempati wilayah riset yang strategis, sejak tahun ini Puslitbang TESKM "dimutasikan" statusnya, menjadi di bawah BPIS (Badan Pengelola Industri Strategis). Di dalam BPIS itu antara lain terdapat raksasa IPTN Bandung, PT PAL Surabaya, dan Krakatau Steel. Namun, di luar instansi yang laku dan bisa mandiri itu masih terdapat pula puslitbang-puslitbang yang sepi, terutama yang bergerak di bidang ilmu sosial. Puslitbang Politik dan Kewilayahan yang dipimpin Dr. Alfian, misalnya, tak banyak kebanjiran penelitian pesanan. "Ada, sih ada tapi masih belum memadai," kata Alfian, tanpa bersedia menyebut angka kontrak. Alfian melihat bahwa di sektor jasa penelitian ilmu sosial persaingan lebih keras. "Kami harus bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi dan lembaga penelitian swasta semacam CSIS atau LP3ES," ujarnya. Untuk mengatasi kekurangan proyek itu, ahli-ahli ilmu sosial LIPI terpaksa lebih banyak mengandalkan "nama besar" masing-masing dan bergabung dalam proyek penelitian di luar LIPI. Dengan atau tanpa dana dari luar, LIPI tetap setia menjalankan penelitianpenelitian dasar, dengan dana Pemerintah. Proyek penelitian superkonduktor, misalnya, atau fusi dingin, dilakukan LIPI tanpa menunggu "sponsor" . Tapi bila hanya mengandalkan dana Pemerintah, kapasitas LIPI akan tersia-sia. "Tanpa ada dana dari luar, kapal survei kami hanya berlayar dua minggu setahun. Padahal, dia mestinya beroperasi selama 200 hari," ujar Kasijan Romimohtarto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus