Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kampung Sira, Kisah Sukses Masyarakat Berbasis Hutan

Ada perubahan besar yang terlihat di Kampung Sira dan Manggroholo, Papua Barat, setelah satu tahun mendapat izin pengelolaan hutan desa.

17 Maret 2018 | 08.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Sira - Ada perubahan besar yang terlihat di Kampung Sira dan Manggroholo, tempat tinggal Suku Knasaimos di Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, setelah satu tahun mendapat izin pengelolaan hutan desa. Salah satunya kehadiran penel surya yang memasok listrik untuk rumah penduduk. Perubahan masyarakat di kedua kampung itu sekaligus menjadi contoh cara modernisasi gaya hidup masyarakat tanpa harus merusak lingkungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Luas hutan desa yang mendapat izin pengelolaan di Sira mencapai 1,850 hektare dengan penduduk 194 orang. Sedangkan luas hutan untuk Manggroholo sekitar 1,695 hektare dengan penduduk 200 orang. Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Charles Tawaru, ikut mengawal perubahan di kedua kampung ini.

Baca: 
Hutan Adat Salah Satu Cara Cegah Perubahan Iklim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sekitar empat atau lima tahun lalu, kita memasukkan program air bersih di dua kampung ini. Kemudian, penerangan kampung juga dibuat dari tenaga surya,” ujar Charles, di Kampung Sira, Sorong Selatan, Papua Barat, Rabu 14 Maret 2018.

Untuk satu sampai dua tahun ke depan, Greenpeace juga akan terus mendampingi dua kampung ini agar bisa menjalankan program secara maksimal. Sekarang kedua program ini sudah berjalan, namun belum maksimal. Program air bersih belum sampai ke rumah warga dan kekuatan panel surya juga masih terbatas.

Selain itu, mereka juga telah membangun jalan raya yang bisa dilalui kendaraan motor dan mobil. Sebelumnya, mereka harus melewati sungai dan berjalan kaki sampai 6km. Awalnya mereka juga hanya memiliki rumah panggung, namun secara perlahan sekarang banyak yang sudah menjadi rumah permanen yang menggunakan bahan semen.

Baca: Wanita Suku Knasaimos Andalkan Sagu Jadi Sumber Penghasilan

Produksi hasil hutan dari kampung Sira dan Manggroholo juga meningkat, dan karena itu mereka juga lebih bersemangat untuk melindungi kampung. Salah satu hal yang mereka mulai kelola adalah getah damar dan produksi sagu, dengan beberapa hal yang masih dalam proses pembuatan.

Hasil produksi dari hutan meningkatkan pendapatan mereka, terutama karena sekarang ada jalan raya yang memudahkan mereka untuk pergi ke pasar. “Masyarakat memiliki pengalaman itu semua dari potensi yang ada dalam daftar yang kita inventarisasi. Tahap demi tahap, kita coba untuk mendorong dan kita berharap ketika masyarakat mandiri untuk mengelola itu, kita akan lepas kampung ini untuk bisa ekspansi lagi ke wilayah yang lain,” jelas Charles.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus