Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kapal masa depan

Yoshiro saji, 60, memperkenalkan kapal tak bermesin yang disebut magship di expo 85 tsukuba, jepang. sumber tenaganya dari elektromagnetisme. hanya bisa di perairan sepi dan dalam.(ilt)

4 Mei 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH kapal "ajaib" kini terpajang di Expo 85 Tsukuba, Jepang. Diapungkan di sebuah bak berisi air garam, kapal ini panjangnya hanya sekitar empat meter. Ia tidak punya mesin, baling-baling, atau daun kemudi. "Tetapi, ia sudah bergerak, dan inilah sebuah langkah awal," kata perancangnya, Yoshiro Saji, 60. Kecepatan maksimum kapal ini hanya 1,5 knot. Memakai tanda pengenal ST-500, ini memang bukan kapal biasa. Sumber tenaganya tidak berasal dari batu bara, bahan bakar minyak, atau layar dan angin. Melainkan dari elektromagnetisme, daya yang selama Ini juga membuat rotor di dalam motor elektrik berputar. Prinsip kerja daya ini sangat sederhana. Sebuah medan magnetik dan arus elektrik akan menghasilkan daya linear - lurus searah. Ketika arus elektrik melintas melalui kawat, atau konduktor lain, di atas medan magnetik, lahirlah daya elektromagnetik yang mendorong medan magnet itu. Pada motor elektrik, reaksi seperti ini menghasilkan daya puntir (torque), atau tekanan, yang kemudian memutar rotor. Berdasarkan sumber daya itulah, jenis kapal baru ini dinamakan magship - kapal megnetik. Tetapi, sebagai pengganti kabel, konduktor tempat arus elektrik melintas adalah air laut itu sendiri yang, berbeda dengan air tawar, sarat dengan kandungan garam, sehingga dimungkinkan berfungsi sebagai konduktor yang balk. Di lunas magship, magnet-magnet super konduktif diatur berjajar (lihat: diagram). Magnet ini memancarkan medan magnetik yang kuat ke air laut di sekitarnya. Pada waktu yang sama sebuah generator yang ditempatkan di lantai haluan mengirim arus elektrik ke air, di sela elektroda yang dilekatkan di dasar kapal. Daya elektromagnetik yang ditimbulkan oleh reaksi ini menolak air ke belakang, sekaligus mendorong kapal ke depan. Untuk membuat gerakan mundur, hanya posisi negatif positif elektroda yang perlu diubah. Di bidang transportasi darat, prinsip ini jugalah yang dimanfaatkan oleh maglev, kereta api masa depan itu (TEMPO, 9 dan 23 Februari 1985). Namun, pelaksanaannya, tentu saja, tidak demikian sederhana. Saji, fisikawan yang kini bekerja pada Kelautan Niaga, Universitas Kobe, Jepang, itu sudah 14 tahun bergelut dengan fisika dan rekayasa tenaga magnetik. Kini ia masih menyelesaikan detail perhitungan yang dituntut kapal magnetik ini. Gagasan magship, sebetulnya, sudah beredar agak lama. Perintisnya adalah Stewart Way, insinyur AS yang pernah bekerja 40 tahun untuk perusahaan Westinghouse. Way, kini 76 tahun dan dalam kondisi setengah pensiun. menyambut hangat rancangan Saji. Ia sendiri, dulu, lebih banyak mengarahkan penelitiannya pada kemungkinan daya elektromagnetik untuk kapal selam. Ketika itu, Way dihadang pelbagai hambatan. Misalnya, untuk sebuah kapal selam berskala penuh, diperlukan magnet se3 berat lebih dari 500 ribu ton, alias 80 kali berat sebuah kapal selam Polaris. Tetapi, kini, sedang dikembangkan magnet superkonduktif dari logam Istimewa, yang tidak mempunyal resistensi terhadap arus elektrik pada suhu hampir 0. Toh, hambatan lain bukan tidak ada. Beberapa ahli masih mempertanyakan produk samping chlortne, yang terbentuk ketlka elektrik melintasi air bergaram. Problem ini mungkin bisa diatasi dengan material baru elektroda, yang tidak menghasilkan chlorine, melainkan oksigen. Keberatan lain ialah seberapa jauh kapal magnetik ini kelak tidak mempengaruhi, atau bahkan mengacaukan, kapal-kapal lain yang berlayar di sekitarnya. Saji, yang bekerja dengan dana US$ 2.000 setahun, memang berniat mengorganisasikan sebuah simposium internasional magship di Jepang. Kelompoknya berharap, melalui Expo 85 Tsukuba, minat para ahli tergugah pada gagasan ini. "Banyak orang menduga, kapal magnetik baru bisa dibuat sepuluh tahun lagi," kata Saji. "Padahal, kalau dananya tersedia, hari ini pun kami sanggup membuatnya. " Bagaimana dengan faktor gangguan terhadap kapal lain itu? Kapal magnetik, dalam konsep Saji, memang sebaiknya dibuat untuk beroperasl di perairan sepi, misalnya memecah es di Kutub Utara. Kapal itu tidak dianjurkan memasuki perairan dangkal, dan hendaknya dilengkapi tanda khusus, yang membuat kapal lain segera menyingkir begitu melihat kapal magnet ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus