Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Ke Depan Dengan Komputer

Para penjual komputer mengadakan konperensi yang pertama di Indonesia dengan melibatkan APNI, Bakotan dan Ipkin. Pembahasan mengenai perlunya teknologi komputer, cara pemakaiannya. (ilt)

17 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA IBM 1401 dipasang oleh PT Stanvac Indonesia di Sungai Gerong, Sumatera Selatan, alat komputer masih asing skali di negeri ini pada tahun 1962 itu. Bagi kalangan IBM sendiri pun, demikian suatu siarannya, kejadian itu merupakan suatu "lompatan yang tidak tanggung canggung" dalam bisnisnya di Indonesia. Kini sudah banyak perusahaan negara maupun swasta, bahkan juga instansi pemerintah Indonesla yang menggunakan teknologi komputer. Kemajuan pembangunan makin menuntut kehadirannya. Dan guna mendorong permintaan akan komputer, para penjualnya pekan ini menyelenggarakan konperensi. Tentu saja, tak lupa mereka memamerkan berbagai alat yang diperdagangkan masing-masing di Hotel Hilton, Jakarta, sembari berbincang-bincang dengan para pemakai atau calon pemakai komputer. Konperensi komputer itu baru pertama kali diadakan di Indonesia, yang melibatkan APNI (kelompok penjual), BAKOTAN dan IPKIN (kelompok pemakai) . Sesudah Palapa "Teknologi komputer dalam pembangunan nasional," demikian temanya. Dari temanya saja diketahui bahwa pesan komersial disampaikan secara terselubung. Yang jelas di situ ialah mereka mencoba membuka mata tentang kenapa teknologi komputer diperlukan dan bagaimana pula cara memakainya. Dengan sudah adanya sistem komunikasi satelit Palapa, umpamanya, menyusul pula tantangan baru dalam berbagai kegiatan. Kegiatan itu dituntut oleh zaman supaya cepat, lebih cepat dan lebih efisien, yang pada gilirannya memerlukan sistem informasi yang modern, atau dalam bahasa kerennya information handling system. Dan ini diperlukan oleh tiap manajemen -- apakah di bidang pemerintahan, perusahaan, perbankan, industri dan sebagainya. Dalam sistem informasi tadi tercakup soal pengolahan data dan pengolahan kata. Dengan alat komputer, pengolahan itu berlangsung cepat. Sesuatu pengolahan data tanpa komputer yang mungkin berbulan-bulan, dengan komputer hanya beberapa jam. Sistem pengolahan kata dengan komputer bukan hanya menghemat waktu, tapi juga menghemat ruang kantor dan tenaga sekretaris. Konsep "satu manajer dengan satu sekretaris" sudah tidak diperlukan lagi. Filing yang tadinya merupakan masalah, kini banyak jutaan kata (informasi) bisa gampang disimpan dan bisa cepat pula dicari kembali. Kira-kira inilah yang ditonjolkan dalam konperensi dan pameran komputer pekan ini. Tadinya IBM (kini pemasarannya dipegang oleh PT Usaha Sistim Informasi) merajai pasaran komputer di Indonesia. Kini IBM masih mendapat porsi besar, tapi banyak merek lain sudah mengejar. NCR (pemasarannya oleh PT Nusa Cipta Raya), misalnya, kelihatan cepat meraih langganan walaupun sebagai pendatang baru -- mulai 1969. Juga agresif di pasaran lokal ialah WANG -- khusus komputer mini. Menonjol pula Sudarpo Corporation yang memasuki pasaran komputer dengan merek Univac. Adalah Sudarpo Corporation, milik Sudarpo Sastrosatomo yang juga Dir-Ut PT Samudera Indonesia (pelayaran), yang "tertua" di antara 12 anggota APNl (Asosiasi Perusahaan Nasional Informatik). Dalam bisnis komputer, perusahaan nasional menikmati proteksi pemerintah dengan perundang-undangan tahun 1967. Undang-Undang itu mewajibkan perusahaan dagang asing mengalihkan usahanya pada perusahaan nasional sesudah 10 tahun. Ini pernah ditentang oleh IBM yang mencoba bertahan sampai saat terakhir. Barulah awal 1978 IBM menunjuk PT USI, yang baru dibentuk, sebagai agen tunggalnya. Meskipun sudah boleh menjual produk IBM, PT USI masih belum diterima sebagai anggota APNI. Asosiasi ini mewajibkan anggotanya memiliki bengkel yang bisa memperbaiki dan memelihara mesin. IBM rupanya hanya mendorong kelahiran PT USI tapi belum melengkapi agen barunya dengan bengkel itu. Kita Mampu Pemasaran komputer di Indonesia melalui dua bidang -- hardware (mesin dan alat) dan software (menyangkut ilmunya dan teknik pemakaiannya). Jadi, para anggota APNI harus melibatkan diri dalam latihan dan pendidikan. Apalagi alat komputer selalu disusul oleh generasi baru -- pemakaiannya perlu dipelajari lagi. Sudarpo mengatakan pada Said Muchsin dari TEMPO bahwa IBM tadinya segan mendidik tenaga Indonesia, dengan alasan bahwa orang Indonesia tidak akan mampu. "Nyatanya sekarang kita bisa," kata Sudarpo. "Mereka (IBM) membodohi kita." Mesin komputer cukup mahal harganya. Kalau tidak sanggup beli, pemakai boleh menyewa saja. "Jumlah sewa dan beli (di antara langganan IBM) berimbang," ujar Presdir USI, J.P. Soebandono. Ada pula di antara anggota APNI yang menjual jasa dengan menyediakan Data Processing Center. DPC ini biasanya melayani mereka dari organisasi atau perusahaan yang tidak begitu besar, yang memerlukan komputer hanya sesekali. Misalnya PERURI, perusahaan uang RI, mengolah datanya di DPC Univac, yang disediakan Sudarpo Corporation. Terlalu mahal bagi PERURI kalau membeli mesin, kata Sudarpo. "Pemakaiannya cuma dua hari saja. Kalau komputer 'nganggur, boros."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus