Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap hewan memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan keberadaannya di suatu tempat. Spesies serangga seperti jangkrik akan mengeluarkan bunyi yang menandakan keberadaannya. Jangkrik jantan akan berbunyi juga bertujuan untuk memikat betina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya soal bunyi, jangkrik pun memikat perhatian para peneliti karena memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai sumber protein.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut beberapa fakta tentang jangkrik:
- Berbunyi
Sayap depan (tegmina) jangkrik jantan permukaannya tidak rata atau bergelombang. Sayap bagian depan jangkrik yang bergesekan akan memunculkan bunyi. Di sayap depan itu ada jaringan menyerupai gerigi yang saling bersentuhan, sehingga terjadi getaran. Bunyi jangkrik jantan makin nyaring, karena adanya organ di permukaan samping bagian perut (tymbal). Jangkrik jantan mengeluarkan bunyi juga untuk berkomunikasi, termasuk untuk menandai wilayahnya.
- Hewan berdarah dingin
Mengutip Britanicca, hewan berdarah dingin disebut juga poikiloterm. Artinya, hewan yang tergolong jenis poikiloterm suhu tubuhnya menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Sebab itulah jangkrik sering dikaitkan dengan musim panas. Ketika suhu udara panas, maka jangkrik akan berbunyi. Frekuensi bunyi bervariasi tergantung suhu dan jenis jangkrik.
- Sumber protein
Informasi yang dikutip dari publikasi laman Institut Pertanian Bogor, bahwa tepung jangkrik merupakan sumber protein ransum anak kambing yang sudah lepas menyusui. Adapun kandungan protein kasar 44.60 persen, lemak kasar 38.30 persen, asam amino esensial dan asam lemak bervariasi. Itu sebabnya jangkrik bisa menjadi sumber protein alternatif.
- Melompat tinggi
Struktur tubuh jangkrik memiliki dua kaki belakang yang lebih panjang dan menekuk. Kaki belakang berfungsi sebagai pijakan awal saat jangkrik hendak melompat.
TIKA AYU