Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kode Getar Pengendara Tuli

Gelombang bunyi klakson dan sirene kendaraan diubah menjadi getaran yang bisa dikenali para pengendara yang tuli. Pola getaran dibedakan sesuai dengan jenis bunyi klakson.

22 Juni 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kode Getar Pengendara Tuli

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIM mahasiswa Institut Teknologi Bandung merancang alat bantu Avion (Audio to Vibration) untuk membantu insan tuli alias penyandang tunarungu berkendara dengan aman. Alat berbentuk gelang ini mampu mengubah suara klakson menjadi getaran yang bisa dikenali para penyandang disabilitas pendengaran.

Anggota tim pembuat Avion adalah Muhammad Firman Nuruddin, Mochammad Ronny Ardianto, dan Riamizar Surya Baihaqi. Mereka mahasiswa angkatan 2018 dari lintas jurusan, yakni Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, serta Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan.

Gagasan Avion muncul dari sejumlah pengalaman insan tuli yang ditilang polisi ketika berkendara. Mereka tak bisa mengindahkan sinyal suara dari kendaraan lain. “Masalah utama soal klakson dan bunyi peringatan lain di jalan,” kata Firman pada Rabu, 19 Juni lalu.

Kode Getar Pengendara Tuli

Perangkat Avion selesai digarap dalam tiga setengah bulan dengan biaya sekitar Rp 150 ribu. Alat itu menjadi kampiun dalam Bandung Datathon pada 17 Mei lalu. Ini merupakan lomba bertema keselamatan bagi pengguna jalan dalam berlalu lintas yang digelar Pemerintah Kota Bandung dan Kota Melbourne, Australia.

Avion tersusun atas sensor bunyi, unit pemrosesan dengan microcontroller Arduino, serta pin penggetar dan lampu indikator. Semuanya dipasang dalam wadah yang bisa dikenakan di pergelangan tangan.

Avion dirancang bisa mengenali aneka bunyi suara klakson sepeda motor, mobil, dan bus serta sirene ambulans. Tim berencana melengkapi data suara agar Avion bisa menangkap aneka bunyi penting lain di jalan raya, termasuk alarm penanda kereta api melintas. “Kami ingin membuatnya seperti bentuk smartwatch dengan koneksi nirkabel,” ujar Firman.

Avion bekerja dengan mengenali bunyi klakson atau sirene lalu mengubahnya menjadi getaran. Para pengendara tuli bisa mengenali bunyi klakson sepeda motor, mobil, dan bus serta sirene karena pola getarnya diatur berbeda. Ketika bunyi klakson kendaraan muncul bersamaan, pola getarannya dibuat dengan variasi khusus.

Kode Getar Pengendara Tuli

Adapun lampu light-emitting diode (LED) menjadi fitur penanda visual. Selama perangkat bergetar, lampu akan menyala. Warna lampu juga dibedakan, seperti merah, kuning, hijau, dan biru, sesuai dengan jenis klakson kendaraan.

Dalam mengerjakan Avion, tim mengambil 25 contoh suara klakson sepeda motor, mobil, dan bus. Jarak sensor dengan sumber bunyi diatur mulai 30 sentimeter, 60 sentimeter, 100 sentimeter, hingga maksimal 4 meter. Total rentang frekuensi yang diperoleh berkisar 280-950 hertz. “Yang paling tinggi frekuensinya klakson motor,” kata Firman.

Frekuensi merupakan jumlah getaran yang dikeluarkan per detik. Firman mengatakan timnya berkonsentrasi mencari karakter frekuensi suara klakson, bukan keras-lemahnya atau amplitudo. Suara lain yang frekuensinya ikut teridentifikasi, seperti bising jalan dan hujan, diabaikan.

  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus