Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut penelitian Badan Narkotika Nasional pada 2017, sebanyak 3.367.154 orang Indonesia berusia 10-59 tahun memakai narkotik. Sepanjang 2017, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyita 9.495 gram ganja; 7,49 gram kokain; 3.109 gram hashish; dan 520 ribu gram ekstasi di bandar udara. Selain itu, di pelabuhan feri ditemukan 330 ribu gram ganja; 9,15 gram heroin; 121 gram ekstasi; dan 88 ribu gram sabu. Teknologi pendeteksi barang haram ini sekarang kian canggih dan ringkas.
Pengendus Zat Haram
Rp 357 juta
Detektor narkotik dan obat-obatan terlarang Target-ID buatan Smiths Detection ini mampu menganalisis sampel berwujud bubuk, jeli, pasta, dan cairan dalam waktu kurang dari 60 detik. Alat ini menggunakan teknologi spektroskop Fourier-Transform Infrared untuk mengukur spektrum inframerah suatu bahan. Target-ID dapat menyimpan data lebih dari 2.500 bahan dan baterai ion-litiumnya mampu beroperasi selama empat jam. Bobotnya 2,45 kilogram dan berdimensi 25,5 x 15,62 x 9,83 sentimeter.
Pemindai Narkotik
Rp 371 juta
Pemindai Narkotik
Penganalisis narkotik portabel TruNarc buatan ThermoFisher Scientific ini menggunakan teknologi spektroskop Raman untuk mengamati vibrasi, rotasi, dan ragam frekuensi rendah lain dari suatu bahan. Sinar laser akan disorotkan ke benda yang dicurigai. Setiap bahan kimia lantas menghamburkan sinar itu dengan pola yang khas sehingga TruNarc dapat membandingkannya dengan data 370 pola yang tersimpan. Bobotnya hanya 570 gram dan berdimensi 16,3 x 10,2 x 5,1 sentimeter.
Detektor Narkotik dan Bom
Rp 300 juta
Detektor Narkotik dan Bom
Alat analisis spektrum TacticID 1064 buatan B&W Tek ini mampu mendeteksi lebih dari 10 ribu zat kimia, bahan peledak, narkotik, dan lainnya. Perpustakaan bahan yang dikenalnya dapat dimutakhirkan hingga memuat lebih dari 12 ribu item. TacticID 1064 memanfaatkan panjang gelombang 1.064 nanometer untuk menganalisis sampel yang hasilnya dapat diketahui dalam waktu kurang dari semenit. Bobotnya 1,55 kilogram dan berdimensi 25 x 11 x 6 sentimeter.
Mata Dewa Pendeteksi Ancaman
Rp 1,78-2,14 miliar
Mata Dewa Pendeteksi Ancaman
Pendeteksi ancaman bernama VeroVision buatan ChemImage Sensor Systems ini dijuluki Mata Dewa. Perangkat ini merupakan alat pencitraan hiperspektral inframerah gelombang pendek (SWIR) yang mengumpulkan dan memproses semua spektrum elektromagnetik agar dapat menemukan obyek, mengidentifikasi bahan, atau mendeteksi proses. VeroVision mampu memindai keberadaan bahan kimia berbahaya seperti narkotik dan peledak dalam kuantitas beberapa mikrogram saja yang berada di dalam kendaraan, bagasi, kargo, atau peti kemas dari jarak 1-20 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo