Lajulah Palapa B-2

SUKACITA berubah menjadi tanda tanya, ketika satelit Westar-6, yang dilepaskan pesawat ulang-alik Challenger, tak memberikan sinyal ke bumi, Jumat lalu. "Masalah ini belum terpecahkan," ujar Harold M. Draughon, direktur penerbangan lembaga antariksa Amerika (NASA). Satelit komunikasi buatan Western Union, yang dirancang untuk meneruskan 57.600 pesan radio secara simultan, dengan harga Rp 70 miIyar dan nilai asuransi Rp 100 milyar, itu seperti raib begitu saja di ruang angkasa. Kegagalan ini sempat menunda pelepasan satelit Palapa B-2 yang dijadwalkan meninggalkan Challenger setelah Westar-6. Semula, Palapa B-2, yang akan menggantikan Palapa A-2 yang sudah habis "masa dinas"-nya, akan melesat dari ruang muatan B Challenger pukul 23.37 WIB, Sabtu lalu. Palapa B-2, akan menempati posisi orbit 113' BT, di atas Pulau Kalimantan. Sama dengan Palapa B-l, Palapa B-2 memiliki 24 transponder. Sampai dengan 1990, pemakaian untuk Indonesia dan negeri-negeri ASEAN diperkirakan tak lebih dari 21 transponder. Di Pusat Antariksa Lyndon B. Johnson di Houston, Texas, kegagalan Westar-6 bahkan nyaris menggagalkan sama sekali pelepasan Palapa B-2. Stasiun bumi sudah bersiap-siap memerintahkan Vance Devoe Brand, 52, komandan Chalienger, membawa kembali Palapa B-2 ke bumi. Risiko kehilangan satelit itu memang cukup berat. $elain biaya pembuatan, yang tidak diungkapkan Indonesia, dibutuhkan waktu dua tahun untuk mempersiapkan kembali satelit sejenis. Tapi, perundingan segi tiga antara NASA, Hughes (pabrik satelit), dan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Indonesia beberapa jam kemudian memutuskan untuk terus meluncurkan Palapa B-2. "Tidak ada masalah lagi untuk melepaskan Palapa B-2," ujar Harold M. Draughon. Ia bahkan menjamin, "tidak akan ada gangguan sepertl dialami Westar-6. "Maka, setelah tertunda sekitar 48 jam, lajulah Palapa B-2 tepat pukul 22.13 WIB, Senin lalu. Biaya peluncuran diberitakan sekitar Kp iO milyar.