Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Lampu Sorot Pusat Hiburan di Lembang Ganggu Pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha

Lampu sorot dari salah satu pusat hiburan di kawasan Lembang membuat pengamatan bintang di Observatorium Bosscha terganggu.

16 Juli 2024 | 14.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lampu sorot dari salah satu pusat hiburan masyarakat di kawasan Lembang telah mengakibatkan gangguan serius pada aktivitas pengamatan bintang di Observatorium Bosscha

Seperti dikutip dari unggahan akun resmi Instagram Observatorium Bosscha pada Ahad malam, 14 Juli 2024, cahaya terang dari lampu sorot tersebut mengkontaminasi tangkapan instrumen pengamatan, mengakibatkan hampir keseluruhan data yang diambil dari teleskop tidak dapat digunakan. Dampak ini tidak hanya merugikan kegiatan ilmiah di observatorium, tetapi juga menyoroti pentingnya pengelolaan pencahayaan di sekitar fasilitas astronomi untuk menjaga kualitas pengamatan langit malam.

Situasi ini menimbulkan kerugian besar bagi Observatorium Bosscha, yang merupakan situs penting bagi studi astronomi di Indonesia. Usaha untuk memahami alam semesta dan fenomena langit menghadapi tantangan serius akibat polusi cahaya. Hal ini bukan hanya menjadi ancaman bagi astronomi, tetapi juga bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Dilansir dari laman resmi Observatorium Bosscha, polusi cahaya dapat diartikan sebagai cahaya buatan yang berlebih di malam hari. Polusi cahaya terutama disebabkan oleh sistem pencahayaan yang salah arah, berlebihan, tidak efisien atau tidak perlu. Kebanyakan polusi cahaya ditemukan di daerah perkotaan dimana banyak terdapat sumber cahaya buatan. 

Pada daerah-daerah tersebut, sumber cahaya mungkin sebagian diarahkan ke langit, atau cahaya yang diarahkan ke bawah namun akan dipantulkan ke atas. Cahaya yang mengarah ke atas kemudian disebarkan oleh lapisan-lapisan di atmosfer dan mengurangi kegelapan langit malam.

Polusi cahaya memiliki beberapa komponen utama yang berkontribusi terhadap gangguan kegelapan alami malam hari. Berikut adalah beberapa komponen utama polusi cahaya:

1. Skyglow 

Skyglow merupakan pendaran langit malam di atas area yang dihuni. Skyglow (pendar langit malam) ini berasal dari cahaya buatan berlebih yang terpancar ke atas atau yang terpantul ke atas (pendaran sekunder) kemudian dihamburkan oleh aerosol seperti awan dan bulir air atau partikel kecil seperti polutan di atmosfer. Tingkatan skyglow sangat bervariasi tergantung pada kondisi cuaca saat itu, jumlah debu dan gas di atmosfer, jumlah cahaya yang diarahkan ke langit, dan arah dari mana sinar itu dilihat. Skyglow merupakan bentuk polusi cahaya yang paling umum terjadi.

2. Glare

Glare atau silau adalah sensasi visual yang dialami seseorang ketika cahaya menyimpang, cahaya di bidang visual, lebih besar dari cahaya yang dapat diadaptasi oleh mata. Efek glare akan bergantung kepada intensitasnya, ia dapat mengurangi kontras, persepsi warna, dan kinerja visual. Hal yang paling umum terjadi akibat glare adalah rasa ketidaknyamanan hingga menyebabkan gangguan atau iritasi namun menurunkan kinerja visual.

3. Light trespass 

Light trespass terjadi ketika cahaya buatan masuk ke area yang tidak diinginkan atau tidak dimaksudkan, seperti cahaya lampu jalan yang masuk ke jendela rumah atau cahaya dari toko yang menyinari lingkungan sekitar. Cahaya merembes dapat mengganggu tidur dan kenyamanan penghuni rumah serta mengganggu aktivitas pengamatan di observatorium.

4. Clutter  

Clutter adalah kumpulan sumber cahaya yang tidak teratur dan terlalu banyak di satu area, seperti papan reklame yang terang, lampu neon, dan lampu hias. Kekacauan cahaya dapat menciptakan lingkungan yang membingungkan dan mengganggu penglihatan malam hari. Ini juga berkontribusi pada skyglow dan dapat menghambat pengamatan astronomi.

Situasi gelap sangat penting dalam penelitian dan pengamatan bintang karena mengurangi pengaruh cahaya buatan, meningkatkan kualitas data, dan memungkinkan deteksi objek langit yang redup. Langit yang gelap memungkinkan pengamatan lebih akurat dan rinci, mendukung studi fenomena langit yang halus, dan membantu memahami struktur serta evolusi alam semesta.

Pilihan Editor: Observatorium Bosscha Buka Kunjungan Malam, Pendaftar Berebut Tiket

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus