Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Lima Saringan Virus Maut

Sejumlah produsen penyejuk udara ramai-ramai mempromosikan AC antivirus flu burung. Hasil penelitiannya diumumkan pada pekan lalu.

4 Juni 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Coba simak informasi ini: ada penyejuk ruangan alias air conditioner (AC) yang mampu membunuh virus flu burung. Datang dari produsen AC, inilah promosi yang gencar dikumandangkan selama satu tahun terakhir. LG, sebuah perusahaan asal Korea Selatan, misalnya, mengklaim bahwa AC neo plasma plus ion buatannya mampu membunuh berbagai virus di udara hingga 99,99 persen. ”Penyejuk ruangan ini melepaskan fungsi antibakteri ke udara,” kata Ariawan Ferianto. Dia Kepala Pemasaran Produk AC sebuah perusahaan elektronik di Jakarta.

Segera saja klaim itu mengundang kontroversi. Apalagi iklan-iklan AC antivirus kian gencar disiarkan lewat iklan media cetak dan elektronik. Padahal, Ketua Pelaksana Harian Komite Nasional Pengendalian Flu Burung, Bayu Krisnamurthi, mengatakan belum ada uji coba yang dapat menguatkan klaim tersebut. Karena itu, menurut Bayu, iklan tersebut dapat menyesatkan konsumen. Toh, para produsen maju terus. Sharp, sebuah perusahaan elektronik Jepang, misalnya, ikut memasarkan penyejuk udara serupa di Indonesia.

Dua bulan lalu, perusahaan-perusahaan itu mulai menggelar uji coba, antara lain LG, yang sudah 17 tahun beroperasi di Indonesia. Bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB), perusahaan itu menguji coba AC neo plasma plus ion. Selama satu bulan penuh, aktivitas itu berlangsung di kampus IPB, Bogor. I Wayan Teguh Wibawan, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan yang juga anggota panel ahli Komite Nasional Pengendalian Flu Burung, memimpin penelitian tersebut.

Pengujian dilakukan dengan cara mengalirkan satu miliar virus H5N1 yang dikemas dalam bentuk partikel droplet biologis ke dalam kamar uji coba. Di ruang buatan seukuran 1 meter kubik itu telah dipasang AC berkapasitas 1 tenaga kuda. ”Jumlah virus yang dialirkan ke dalam ruang pengujian tersebut sangatlah banyak, jauh di atas ambang normal ruangan tertutup sehingga tingkat kepadatan virus amat tinggi,” kata Wayan.

Hasilnya? Diumumkan pekan lalu, menurut Wayan hasilnya positif. Dalam waktu empat jam, udara yang berada di ruangan telah bersih dari virus. ”Kemampuan membersihkan virus itu dimungkinkan berkat penyaringan berlapis,” ucapnya.

Ada lima tahap penyaringan untuk menangkap partikel seperti debu, kotoran, bakteri, zat-zat berbau tajam, dan virus. Dimulai dengan pre filter yang menyaring partikel berukuran sedang seperti debu dan jamur, lalu triple filter yang membuang senyawa kimia seperti bau rokok dan cat. Berikutnya nano carbon filter yang melenyapkan bau-bauan biologis tak sedap.

Penyaring keempat adalah plasma filter untuk membunuh benda-benda miksroskopik seperti kutu dan bulu binatang. Yang terakhir, penyaring K-AVF yang dibuat dari gabungan enzim Leuconostoc Citreum (hasil fermentasi laktat dari kimchi, sejenis asinan Korea), houttuyina (tumbuhan obat alami dari Korea), dan triclosan yang membuat segala macam virus dan bakteri tak aktif.

Wayan mengatakan, enzim Leuconostoc Citreum memainkan peranan penting dalam membunuh virus flu burung. Kimchi adalah makanan tradisional Korea yang dipercaya menyehatkan dan membikin awet muda. Makanan ini diyakini memiliki khasiat yang mampu menghadang virus SARS di Korea. Sampai-sampai, pemerintah Seoul memberikan dana khusus untuk keperluan riset makanan ini.

Para peneliti Universitas Nasional Seoul telah melakukan uji coba untuk mengetahui manfaat kimchi sebagai pencegah flu burung. Caranya dengan memberikan makanan itu kepada 13 ayam yang terinfeksi H5N1. Hasilnya, 11 ayam lolos dari maut setelah melewati masa satu minggu. Namun, belum ada kepastian apakah kimchi memberi khasiat yang sama bagi manusia dan benar-benar membunuh virus penyebab flu burung.

Uji coba tak hanya dilakukan di IPB. Di Harbin Veterinary Research Institute of China dan Osaka Prefectural Institute of Public Health, Jepang, LG melakukan studi yang sama. Seperti di IPB, dua institusi itu menyatakan bahwa neo plasma plus ion mampu membunuh 99,99 persen virus H5N1 penyebab flu burung.

Virus flu burung atau Avian Influenza tergolong virus berbahaya dan telah merenggut 71 nyawa di Indonesia. Virus ini menyebar melalui migrasi burung-burung liar yang menjadi ”induk semangnya”. Selain bersentuhan langsung dengan hewan yang terinfeksi, kotoran, air minum, dan peralatan ternak, udara di daerah tercemar juga ikut memberi andil menyebarkan virus tersebut. Apalagi, pada kotoran hewan, virus dapat bertahan hidup 35 hari.

Wayan mengatakan, virus yang dipakai dalam uji coba AC LG merupakan sampel yang diperoleh dari daerah endemi di Tasikmalaya. Virus diisolasi dan dikembangkan untuk bahan penelitian. Meski hasil uji memuaskan, Wayan mengingatkan bahwa memiliki AC plasma plus ion ini bukan berarti bebas dari flu burung. ”Penyejuk ruangan hanya meningkatkan kualitas udara,” kata pakar penyakit hewan ini.

Kolega Wayan di Komite Nasional Pengendalian Flu Burung, Memet Zulkarnaen, justru meragukan apakah virus yang diuji coba adalah memang virus flu burung. Lagi pula, virus H5N1, kata Memet, tidak bersifat aerosol (terbang). ”Virus tersebut biasanya melekat pada partikel tertentu, terutama kotoran unggas,” katanya.

Memet percaya bahwa AC bisa membersihkan udara dari virus dan bakteri di dalam ruangan—jumlahnya bisa mencapai sekitar 100 ribu per meter kubik. Lalu soal kemampuan pendingin udara membekuk biang flu burung? Nah, di sini Memet tidak sepakat. ”Itu kan yang disebut di iklan.” Soal percaya atau tidak, tentu terpulang kepada pembeli.

Adek Media

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus