Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Mahasiswa dan Siswa SMK Dapat Proyek Bikin 440 Kursi Kereta Eksekutif

Politeknik Negeri Madiun dan sejumlah SMK di Jawa Timur dan Jawa Tengah akan memproduksi 440 unit kursi kereta api kelas eksekutif milik PT INKA.

15 Mei 2022 | 10.24 WIB

Mudik Bersama Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif
Perbesar
Mudik Bersama Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Politeknik Negeri Madiun dan sejumlah SMK di Jawa Timur dan Jawa Tengah akan terlibat memproduksi 440 unit kursi kereta api kelas eksekutif milik PT INKA. Mereka akan berada di bawah koordinasi D-Tech Engineering, perusahaan yang bergerak di bidang jasa desain dan teknologi rekayasa berbasis di Salatiga, Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Perjanjian kerja sama produksi untuk Project Based Learning itu telah ditandatangani pada Rabu lalu dan dipublikasikan di situs resmi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada Jumat, 13 Mei 2022. Kontrak kerja diteken di Gedung Budi Tjahjono Kampus 1 Politeknik Negeri Madiun  disaksikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Wikan, kontrak kerja sama itu merupakan implementasi nyata dari Merdeka Belajar, Link and Match, Kurikulum Merdeka, Project Based Learning, dan Teaching Factory yang dijanjikan terus didukung Kementerian. "Siswa dan mahasiswa yang akan mengelola dan mengerjakan proyek tersebut, akan terlatih secara profesional, baik aspek soft maupun hard skill sambil belajar dan berkuliah,” katanya.

Lebih lanjut, Wikan berharap kerja sama dengan industri seperti ini mampu memberikan perspektif tentang kontribusi dari Sekolah Menengah Kejuruan yang dapat dikolaborasikan secara riil dengan industri selaku pengguna. “Tentunya, SMK akan berupaya untuk memenuhi standar-standar produksi industri,” katanya menegaskan.

Dalam project based learning kali ini, sebanyak 4-5 SMK akan terlibat. Di antaranya adalah SMK PGRI 1 Mejayan, Madiun. Mereka, juga Politeknik Negeri Madiun, diajak untuk dapat bekerja secara profesional dengan waktu yang telah disepakati yakni 90 hari kalender dengan tuntutan kualitas dan biaya sesuai dengan permintaan PT INKA.

Mesin-mesin komputer kontrol numerik (CNC) buatan D-Tech Engineering akan diterjunkan ke SMK dan kampus Politeknik Negeri Madiun untuk pelatihan, dan selanjutnya produksi. Wikan mengatakan, jika proyek ini sukses, ke depan akan banyak lagi peluang mendapatkan proyek-proyek dan pekerjaan dari PT INKA, yang tentunya akan berdampak lebih banyak lagi institusi pendidikan vokasi yang terlibat dan dapat menerapkan project based learning.

“Cara belajar terbaik itu, ya sambil langsung praktik menangani proyek profesional, tentunya setelah fondasinya digarap," katanya sambil menambahkan skema kerja sama serupa bisa direplikasi dengan SMK, kampus vokasi, dan industri-industri yang lain.

Khusus untuk siswa SMK, Wikan mengatakan, "Akan merasakan atmosfer bagaimana berkomunikasi dengan klien, dikejar target, memproses produk berstandar industri, serta mendapat umpan balik dari pengguna."

SMK peserta proyek akan terlibat Battle of TeFa

D-Tech Engineering memasukkan kerja sama tersebut dalam kegiatan ‘Battle of TeFa’ (Teaching Factory). Beberapa partisipan, yakni SMK, akan dipantau sejauh mana bisa memberikan suplai produk berstandar industri untuk dihilirisasikan ke industri pengguna, salah satunya PT INKA.

Lebih lanjut suplai dari SMK tersebut akan disupervisi oleh Politeknik Negeri Madiun, begitu juga dengan proses produksi dengan mesin CNC di setiap SMK. Adapun SMK yang memberikan kontribusi terbaik, tercepat, dan terbanyak akan diberikan apresiasi “Battle of TeFa”. 

Pada kesempatan tersebut, Wikan juga meresmikan teaching factory milik Politeknik Negeri Madiun dengan luas 1.200 meter persegi yang telah disediakan untuk memfasilitasi kegiatan Project Based Learning di kampus tersebut. Adapun salah satu alat hasil riset keilmuan terapan dalam negeri dosen perguruan tinggi vokasi yang dimanfaatkan untuk kegiatan proyek itu adalah Mesin Ice Tube Smart (MITS).

Mesin ini memiliki teknologi quick freezing method berbasis smart relay, sehingga mampu meminimalisasi mekanisme sistem manual untuk peningkatan produksi ice tube. Dengan adanya teaching factory serta inovasi-inovasi terkini dari civitas akademika Politeknik Negeri Madiun, Wikan menambahkan harapannya kualitas lulusan pendidikan vokasi semakin meningkat.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus