Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Mahasiswa ITB tewas saat hendak menguji pesawat nirawak bersayap atau fixed wing UAV pada Selasa, 6 Juni 2023. Insiden fatal melibatkan Muhammad Rasyid Ghifary alias Fary, 19 tahun, anggota tim Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Aksantara, dan UAV seberat 8,5 kilogram dengan misi surveilance.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Latihan yang Fary bersama Aksantara di Lanud Sulaiman itu merupakan salah satu bagian dari persiapan Kontes Robot Terbang Indonesia,” kata Naomi Haswanto, Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Kamis 8 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
UAV atau drone bikinan UKM Aksantara itu berkecepatan terbang 20 meter per detik dengan stall speed 12 meter per detik. Bentangan sayapnya selebar 2,540 meter. Sementara panjang pesawat 1,420 meter dengan baling-baling di bagian ekor.
Sebuah rekaman video latihan tim yang diperoleh Tempo dari ITB, memperlihatkan proses penerbangan wahana nirawak itu di lapangan hijau. Pesawat awalnya ditempatkan pada sepasang rangka secara paralel dengan posisi menanjak namun agak landai.
Di bagian bawah badan pesawat dikaitkan semacam tali. Saat kunci penahan pesawat dilepas lewat tarikan tali, UAV kemudian ditarik oleh semacam tali lain yang panjang agar bisa maju sambil terbang mengangkasa.
Menurut Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Tatacipta Dirgantara, metode peluncuran pesawat itu disebut bungee launcher. “Semacam ketapel yang ujung karetnya dikaitkan pada pasak yang ditancapkan ke tanah,” ujarnya Kamis, 8 Juni 2023.
Namun pada ujicoba Selasa sore lalu, pasak itu terlepas dan mengenai Fary. Kondisi tanah pada tempat pasak yang dipindahkan rupanya berlumpur dan tidak cukup kuat untuk menahannya. “Sehingga pasak itu terlontar dan mengenai Fary di bagian rahang bawah kanannya,” ujar Naomi.
Fary kemudian langsung dilarikan ke RSAU Lanud Sulaiman. Berdasarkan pemeriksaan elektrodiagram (EKG), detak jantung Fary telah berhenti dan nihil respons dari pupil mata. Dokter menyatakan mahasiswa ITB tewas pada pukul 17.44 karena adanya luka tumpul.
ITB tengah mengusut kejadian itu, namun tak sampai membekukan UKM Aksantara yang sedang menyongsong Kontes Robot Terbang Indonesia pada September mendatang. “Aksantara ini unit kegiatan yang bagus, mereka berprestasi hingga tingkat internasional,” kata Direktur Kemahasiswaan ITB, G. Prasetyo Adhitama.
Pilihan Editor: Unnes Beri Anugerah Konservasi untuk Menteri ESDM, Mahasiswa Tiup Peluit Beri Kartu Merah