Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) mengembangkan tonik perawatan rambut dari limbah dedak padi, daun pandan, serta daun mint. Inovasi cairan preparat pencegah ketombe dan kerontokan itu dinamai ‘Freshair’ itu diproses dengan nanoteknologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari kanal berita Unpad pada Kamis, 11 Juli 2024, kreasi hasil Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) itu dibiayai dengan dana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud). Produk itu dibuat oleh Ayu Nafitsya Divaniani (mahasiswi program studi Agroteknologi), Elsa Syafitri Suciani (Agroteknologi), Talitha Zahira Hendriadi (Agribisnis), Salsabila Athaya (Farmasi), dan Anindya Calista Nabila Putri (Farmasi)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ayu, salah satu anggota tim tersebut, mengatakan limbah dedak padi mengandung antioksidan gamma oryzanol yang dapat melembabkan kulit kepala. Daun pandan juga mengandung senyawa antimikroba yang bisa meminimalisir pertumbuhan jamur penyebab ketombe,
“Sedangkan aroma mentol dari daun mint memberikan efek menenangkan dan meredakan stres,” ujar dia.
Nanoteknologi membuat partikel olahan untuk tonik Freshair itu menjadi kecil, sehingga bisa lebih optimal menyerap di kulit kepala. Produk itu, menurut Ayu, dikemas dalam botol long nozzle spray yang modelnya dianggap praktis.
Tim mahasiswi Unpad itu memakai boks berbahan kertas ivory yang ramah lingkungan dalam pengemasan produk sekunder tonik tersebut. Walau masih berupa produk sederhana, Ayu optimistis produk inovasi timnya berpeluang masuk ke pasar produk perawatan rambut di Indonesia.
“Dapat dilihat dari pergeseran pola konsumsi masyarakat dari produk konversional ke produk ramah lingkungan,” kata Ayu.