Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Situs berita Tempo.co kembali menjadi sasaran serangan siber jenis Distributed Denial of Service (DDoS) sejak Senin, 7 April 2025, bertepatan dengan terbitnya laporan investigasi edisi cetak bertajuk “Tentakel Judi Kamboja”. Serangan siber yang dimulai sejak siang kemarin ini terus berlangsung hingga hari ini dan berdampak besar pada aksesibilitas publik terhadap situs Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Terjadi serangan pukul 12-13 kemarin dengan lebih dari 120 juta serangan ke web Tempo yang membuat server sempat down, tapi bisa diantisipasi segera. Kemarin pusat serangan dari Jerman,” kata Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat, pada Selasa malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun beberapa hari kemudian, menurut Bagja, skala serangan justru meningkat drastis. “Serangannya lebih besar, lebih terorganisir, dan datang dari berbagai negara. Salah satunya dari Kamboja,” katanya. Ia mengaku belum bisa memastikan apakah serangan ini berhubungan langsung dengan liputan judi online yang baru dipublikasikan. Namun, ia mencatat waktu kejadian yang nyaris bersamaan.
Tempo sendiri bukan kali pertama menjadi target DDoS. Serangan serupa pernah dialami saat redaksi menerima ancaman berupa kiriman kepala babi, pada 20 Maret 2025. Namun, menurut Bagja, intensitas serangan saat ini jauh melampaui kejadian sebelumnya.
Apa Itu Serangan DDoS?
DDoS, atau Distributed Denial-of-Service, adalah jenis kejahatan siber di mana pelaku membanjiri server dengan lalu lintas internet dari berbagai sumber agar situs menjadi tidak dapat diakses. Serangan ini sering kali dilakukan oleh individu, kelompok hacktivis, hingga organisasi kriminal dengan motif mulai dari protes, sabotase bisnis, hingga pemerasan.
“Akibat serangan ini, sebagian besar konten Tempo tidak dapat diakses publik. Pelanggan juga tak bisa masuk ke akun langganan mereka untuk mengakses berita premium,” ujar Bagja. Ia menyampaikan permohonan maaf dan menegaskan tim internal terus bekerja untuk mengembalikan akses seperti semula.
Skala Serangan yang Meningkat
Chief Technology Officer PT Info Media Digital (penerbit Tempo.co), Heru Tjatur, menjelaskan bahwa pada rentang waktu pukul 12.45-14.48 WIB siang tadi saja, sistem mencatat 478 juta request masuk ke server. Dari jumlah itu, 340 juta berhasil disaring, 95 juta diblok, dan 26 juta koneksi langsung diputus.
“Kalau firewall kami gagal mengenali pola, potensi serangannya bisa makin besar. Akibatnya, server akan semakin berat dan bisa tumbang,” kata Tjatur.
Pada pukul 17.00 WIB sore hari, intensitas serangan bahkan melonjak dua kali lipat. Total dalam tiga hari terakhir, Tempo menerima 1,7 miliar request yang berupaya membebani sistem. Teridentifikasi pula bahwa sebagian besar permintaan datang dari penyedia internet lokal seperti MSN dan Telkomnet (Telkom Group), membuat seluruh layanan yang menggunakan sumber daya serupa turut terdampak.
Tjatur menyebut bahwa Tempo telah beberapa kali mengalami serangan siber dalam dua tahun terakhir, salah satunya pada September 2023 yang menyebabkan lonjakan biaya infrastruktur hingga dua kali lipat. Namun, intensitas serangan beberapa bulan terakhir disebutnya meningkat signifikan, karena terjadi nyaris setiap hari.
Mengapa Ini Berbahaya?
Serangan DDoS tak hanya menyebabkan kerugian operasional, tetapi juga memengaruhi kredibilitas media dalam menyampaikan informasi kepada publik. Dalam konteks Tempo, gangguan ini berdampak pada keterlambatan distribusi informasi yang bernilai publik tinggi, termasuk investigasi seputar praktik judi online lintas negara.
Ketika serangan semacam ini makin sering terjadi dan dilakukan dengan skala besar, seperti yang dialami Tempo saat ini, penting bagi semua pelaku industri digital, khususnya media, untuk meningkatkan sistem keamanan siber dan memperkuat ketahanan digital mereka terhadap ancaman yang terus berkembang.
Tempo menyatakan akan terus mengupayakan pemulihan penuh akses situs dan mengajak publik untuk tetap kritis serta mewaspadai berbagai bentuk tekanan terhadap kebebasan pers.
Defara Dhanya berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Serangan DDoS ke Tempo Belum Putus Pasca laporan Judi Online