Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Menguji dengan hujan-angin

Bagian penelitian bangunan csiro australia berhasil menemukan alat yang dapat menguji ketahanan bangunan bertingkat terhadap hujan dan angin. alat penguji sirowet telah diakui astm. (ilt)

31 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBENTAR lagi, patung Selamat Datang di tengah-tengah bundaran HI akan dikepung satu pencakar langit baru lagi. Hotel Mandarin, bertingkat 28. Dengan demikian, selain jalan raya dan pelataran parkir, hampir tidak ada tanah datar lagi di sekeliling bundaran HI itu. Bayangkan saja: di situ berdiri Hotel Indonesia yang bertingkat 17, hotel Asoka yang sedikit lebih rendah, President Hotel dan Wisma Nusantara yang berlantai 30, dan sebentar lagi hotel Mandarin. Sedikit di luar lingkaran berdiri gedung Kedubes Inggeris, dan Kedubes Jerman Barat yang antene-antenenya bakal 'ketutupan' oleh hotel Mandarin itu. Komposisi gedung-gedung pencakar langit yang rapat begitu, diperkirakan akan mengganggu arus udara di sekitar bundaran Hotel Indonesia itu. Kabarnya rencana pendirian hotel Mandarin persis di tikungan jalan Imam Bonjol-Husni Thamrin arah ke Kebayoran itu sudah diprotes oleh ahli bangunan Prof Roosseno dari segi tata angin itu. Namun jalan terus. Semangat membangun gedung jangkung itu memang agaknya perlu dilengkapi dengan studi yang lebih mendalami akibat ekologisnya. Sebab daya tahan bangunan pencakar langit -- begitu baru-baru ini disimpulkan di Australia -- tidak semata-mata tergantung pada kondisi tanah dan struktur fondasinya saja. Selain daya dukung tanah -- yang kurang diperhitungkan para arsitek Italia kuno ketika membangun menara Pisa yang condong itu -- yang diragukan adalah seberapa jauh sebuah gedung dapat tahan menghadapi hujan dan angin. Tanpa mengalami bocor. Untuk menguji hal itu, para ahli bangunan Australia telah berhasil menciptakan hujan-angin buatan dengan kecepatan 200 Km/jam. Alat pencipta angin & hujan itu sudah dipakai sejak pertengahan 1975, khusus untuk menguji bangunan perkantoran bertingkat 30. Seperti misalnya Capital Tower yang bakal jadi jantung niaga Melbourne. Menara Pertamina Ternyata setelah pengujian dilakukan, beberapa bagian depan bangunan mengalami perubahan kecil. Setelah mengalami perbaikan kecil, gedung itu tidak perlu dikhawatirkan akan memerlukan perbaikan ulang. Usaha penelitian itu bukannya tanpa sebab. Maskapai-maskapai asuransi di Melbourne yang dalam setahun dipaksa menelan kerugian sebesar Rp 500 juta akibat angin & hujan telah mendesak diadakannya penelitian itu. Gedung pencakar langii memang mudah dirembesi air hujan. Angin yang kencang sekali menerjang setiap celah bagian depan bangunan kerangka jendela dan sambungan-sambungan, yang dapat mengakibatkan timbulnya kebocoran. Untuk membiayai penelitian itu, Bagian Penelitian Bangunan CSIRO (LIPInya Australia) telah berhasil memancing perhatian kontraktor-kontraktor bangunan. Maka terbentuklah suatu konsortium guna membiayai pengujian dan pembuatan alat penguji Sirowet itu. Alat Sirowet ini terdiri atas bagian-bagian polyester yang diperkuat lagi dengan serat fibreglass. Lalu disambung dan ditempelkan ke permukaan bangunan setinggi setengah jumlah tingkat gedung yang bakal dibangun. Unit pengujian itu tingginya 7 modul dengan lebar 5 modul (module = satuan panjang dalam ukuran gedung). Luasnya 35 mÿFD. Itulah bagian yang bakal jadi korban terpaan hujan-angin. Ada pun hujan dihasilkan oleh penyemprot air besar dengan mulut pipa-pipa yang terletak dalam kotak diarahkan ke gedung anginnya dihasilkan oleh tekanan udara dalam kotak itu yang lemah-kencangnya diatur oleh sebuah kipas. Sebelumnya, di dinding gedung sudah ditautkan alat-alat pengukur elektronis yang mencatat mana bagian yang bocor, dan berapa kencangnya angin menerobos masuk. Alat uji yang telah diakui oleh American Society for Testing Materials ini memang mudah diterapkan oleh para perencana bangunan pencakar langit, di mana pun. Termasuk Jakarta, di mana gedung-gedung jangkung sudah tumbuh sampai 30 tingkat (Wisma Nusantara), malah ada yang sudah berani melampauinya (Menara Pertamina).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus