TOMAT kini bisa dipanen di dataran rendah seperti Kulonprogo. Serangkaian uji coba yang dilakukan oleh Asian Vegetable Research Development Centre (AVRDC), sebuah lembaga internasional yang berpusat di Taiwan, menemukan galur tomat baru yang cocok dengan daerah berhawa panas di sebelah barat Yogyakarta itu. Penemuan ini tentu saja menggembirakan para petani. "Dulu kami tak pernah mengira lahan Kulonprogo bisa ditanami tomat, sulit menemukan varietas yang cocok untuk daerah panas," kata Djoko Yuwono, Kepala Dinas Pertanian Kulonprogo. Adalah Lie Pie Teh, 51 tahun, peneliti dari AVRDC, yang mencoba menaklukkan tanaah Kulonprogo itu. Selama dua tahun dia bergumul dengan tanaman tomat, pada lahan percobaan seluas dua hektar, di Desa Blendung. Alhasil, Lie berani merekomendasikan bahwa tiga galur, dari enam yang dicobanya, cocok ditanam di dataran rendah tropis seperti Kulonprogo. Keenamnya berasal dari koleksi benih AVRDC. Dengan pemupukan intensif, galur baru itu sanggup memberikan hasil panen 30-40 ton per hektar, tak terpaut banyak dengan di Taiwan. "Bisa mendatangkan keuntungan bersih Rp 3,5 juta untuk satu musim tanam," kata Lie, sambil menyebut biaya produksi yang hanya Rp 840 ribu. Buahnya berukuran besar, berwarna merah jingga, dan manis rasanya. Kulitnya tebal, "sehingga tak mudah rusak dalam pengangkutan," tutur Lie lagi. Tak berlebihan untuk disebut tomat unggul. Selain kualitas dan kuantitas produknya tinggi, tanamannya sendiri cukup tahan menghadapi segala macam penyakit, yang biasanya menyerang keluarga besar Solanaceae, termasuk tomat. Penyediaan benih untuk tomat unggul ini juga tak merepotkan. Tomat ini bukan jenis hibrida, yang bijinya tak bisa dijadikan benih. Sebagai galur murni, biji-biji yang dihasilkan tomat Lie ditanggung mudah ditanam kembali, dan akan memberikan individu baru dengan sifat yang persis sama dengan tetuanya. Selama di Kulonprogo, Lie telah membuat enam periode penanaman. "Bulan Juni-Juli merupakan musim tanam yang paling baik," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini