AKSI teroris di Legian, Kuta, Bali, mungkin bisa dicegah seandainya karya para ilmuwan Amerika Serikat ini sudah terwujud. Namanya gait technology. Teknologi yang dikembangkan oleh para pakar DARPA, salah satu divisi riset Departemen Pertahanan Amerika Serikat, ini bisa mendeteksi orang dari cara atau gayanya berjalan. Dirancang bersama ilmuwan Institut Teknologi Georgia, sistem anyar tersebut mengandalkan metode biometrik, suatu identifikasi karakter biologis atau perilaku seseorang seperti sidik jari atau sidik wajah.
Dasarnya sederhana. Setiap orang memiliki cara berjalan yang berbeda-beda dan unik. Ada yang melenggang, berjingkat, sempoyongan, dan sebagainya. Gerak itu bisa direkam, dibuat grafiknya, juga polanya. Komputer kemudian mengolahnya menjadi data yang siap pakai.
Dengan cara itu pula, jauh-jauh hari data para penjahat atau kaum teroris yang dicurigai bisa dibuat. Jangan heran, ketika akan melakukan kejahatan, kehadiran dan aksi mereka bisa dideteksi dengan mudah. "Semula kami menciptakan teknologi ini untuk mengawasi sejak dini penjahat yang berkeliaran di sekitar gedung federal," kata Jon Geisheimer, salah seorang ahli yang terlibat dalam pembuatan proyek itu.
Teknik tersebut mampu mendeteksi, mengklasifikasi, sekaligus mengidentifikasi profil seseorang dari jarak lebih dari 150 meter, dalam kondisi terang ataupun gelap. Akurasinya mencapai 90 persen lebih. Hanya, karena sangat baru, metode ini belum mampu mengenali seseorang yang berada di tengah kerumunan ratusan ribu orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini