Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Mahasiswa Universitas Brawijaya Jadi Produsen Pakan Ikan dari Sampah Sayuran

Berawal dari terusik mendapati limbah sayuran yang tak terolah, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ini lalu meraih banyak pencapaian

22 Januari 2025 | 13.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Arin Khurota A'yun, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijayam juga CEO PT Angphot Orion Indonesia. Dokumentasi PT Angphot Orion Indonesia/Arin Khurota A'yun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Malang - Pagi hari di awal 2023. Arin Khurota A’yun tercenung melihat gunungan sampah sawi dan jenis sayuran lain berserakan di tepi jalan di Pasar Yosowilangun. Saat itu dia sedang menikmati liburan semester perkuliahannya di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dituturkan Arin, pasar tradisional itu berada di wilayah Desa Yosowilangun Lor, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Petugas kebersihan biasanya menyapu dan mengumpulkan sampah-sampah itu saat siang. Lalu, sorenya sampah-sampah diangkut untuk dibuang ke Pasar Krai, masih di wilayah kecamatan yang sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedua pasar terpisah jarak sekitar enam kilometer. “Sampah-sampahnya dibuang ke sana dan dibiarkan membusuk begitu saja. Kalau beruntung, biasanya diambil orang untuk pakan ternak, seperti sapi dan kambing,” kata Arin kepada Tempo, Selasa, 21 Januari 2025.

Arin adalah warga Desa Padomasan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember. Desa Padomasan berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Yosowilangun di Kabupaten Lumajang. Menurut mahasiswa kelahiran Juli 2001 yang baru saja lulus kuliah dari Jurusan Agroteknologi ini, masalah sampah yang dilihatnya di Yosowilangun juga terjadi di desa asal kelahirannya.

Disebutkan Arin, Kecamatan Jombang belum memiliki tempat pemrosesan akhir (TPA). Masyarakatnya, dia mengungkapkan, masih terbiasa membuang sampah di bantaran sungai maupun bantaran jalan yang dekat dengan persawahan seperti di wilayah Desa Sarimulyo.  

Sampah-sampah di Yosowilangun dan Sarimulyo itu lama mengusik Arin hingga pada satu hari dia berada di tepi tambak ikan milik orang tuanya. Terbersit ide untuk mengolah sampah-sampah sayuran jadi pakan ikan ramah lingkungan dan bernutrisi tinggi.

Dia terinspirasi kegemaran ikan di sungai yang memakan kotoran manusia atau tinja. Adapun tinja berasal dari proses fermentasi oleh bakteri dalam usus manusia. "Muncul ide untuk memanfaatkan limbah sayur dengan proses fermentasi bakteri probiotik sebagai pakan ikan," kata mahasiswi yang berhasil menamatkan studinya dalam tujuh semester ini.

Berawal untuk keperluan bisnis pribadi, hasil riset pakan ikan dari fermentasi limbah sayur itu kini telah berkembang ke tahap komersialisasi lewat PT Angphot Orion Indonesia. Perusahaan ini didirikan Arin bersama rekan-rekannya di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Proses Uji dan Pendanaan 

Vitoma menjadi produk utama yang dijual PT Angphot Orion Indonesia. Pakan ikan ramah lingkungan ini diproduksi melalui proses fermentasi/pembusukan limbah makanan. Prosesnya  melibatkan penggunaan bakteri probiotik seperti Lactobacillus sp., Saccharomyces cerevisiae, Rhodopseudomonas sp., Bacillus sp., dan Actinomycetes.

Pengembangan ide pembuatan Vitoma dimulai pada Mei 2023. Arin dan kawan-kawan melakukan uji coba skala kecil menggunakan limbah makanan dari sekitar desanya. 

“Percobaan pertama menunjukkan kadar protein hanya 6 persen, jauh dari target 36 persen. Hal ini terjadi karena kami belum memiliki standar baku bahan baku. Namun, kami terus memperbaiki formula hingga menemukan komposisi yang tepat,” kata Arin menuturkan. 

Selain kesulitan menentukan kadar protein yang optimal, Arin dan kawan-kawan di Angphot juga mendapat tantangan untuk memastikan bentuk pakan yang sempurna agar pkan bisa mengapung di permukaan air. Uji juga dilalui untuk memastikan pakan hancur dalam air dalam hitungan jam. 

Setelah melalui serangkaian trial dan error, tim Angphot mengajukan Vitoma pada Agustus 2023 untuk mendapatkan pendanaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui program Riset Inovasi untuk Indonesia Maju untuk Perusahaan Pemula Berbasis Riset (RIIM-PPBR/RIIM-Startup).

Arin dkk mengklaim kalau Vitoma mempunyai beberapa keunggulan, antara lain mengurangi potensi pengasaman air, menjaga kejernihan air, dan memaksimalkan penyerapan nutrisi oleh ikan. Keunggulan itu membuat Vitoma cocok diterapkan dalam sistem bioflok—sistem budidaya perairan terintegrasi yang mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme pada air kolam—secara langsung, serta tetap ramah terhadap lingkungan air dan ikan. 

Untuk mendukung produksi Vitoma, Angphot telah memiliki fasilitas pendukung, termasuk mesin cetak pelet, mesin pelapisan (coating), dan fasilitas pengemasan. Saat ini, Arin menambahkan, Angphot juga telah menjalin kemitraan dengan jaringan petani ikan di wilayah pesisir Kecamatan Puger, Jember, serta menyusun skema pengumpulan sampah secara terpadu di pasar ikan Puger dan pasar tradisional Yosowilangun. 

Menurut Arin, para mitra tidak hanya menjadi konsumen utama, "tapi juga jadi lokasi uji coba produk Vitoma untuk membantu peningkatan hasil panen mereka dengan cara yang lebih berkelanjutan."

Pengembangan awal Vitoma difokuskan pada pakan udang karena sifat pakan yang tenggelam lebih mudah dikembangkan dengan mesin yang yang mereka punya. Namun, berkat pendanaan dari BRIN, Angphot dapat memperluas diferensiasi produk untuk beberapa jenis pakan ikan budidaya, termasuk lele, nila, dan gurame. 

Vitoma dikemas dalam dua varian, yakni kemasan kecil 250 gram dan kemasan besar 25 kilogram untuk udang, serta kemasan 30 kilogram untuk ikan. “Kami ingin menciptakan solusi bagi para peternak ikan yang membutuhkan pakan dengan harga murah dan berkualitas tinggi, sekaligus membantu sektor perikanan nasional dengan cara mengurangi limbah organik yang mencemari lingkungan, serta membantu masyarakat menangani sampah,” ujar Arin. 

Perusahaan dan Pencapaian

Arin mendirikan PT Angphot Orion Indonesia alias Angphot bersama lima rekannya, yakni Ariq Ihza Rafi A, Rio Maulana Putra, Jihan Fahira, David J. Prasetyo, Muhammad Harun Rasyid. “Angphot resmi berdiri pada Februari 2023 bersama lima orang pendiri, tetapi saat ini hanya ada dua orang yang membersamai sebagai C-level atau level eksektutif,” kata Arin. 

Angphot resmi terdaftar di laman web Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) pada 4 Februari 2023, dengan nomor registrasi AHU-039665.AH.01.30.Tahun 2024. Sebagai pendiri, Arin merangkap jabatan chief executive officer atau CEO. 

Meski masih “anak bawang”, Arin bersama PT Angphot Orion Indonesia sudah membukukan beberapa pencapaian yang signifikan. Sebagai contoh, Angphot mendapat pendanaan sebesar Rp 300 juta dari BRIN pada Desember 2024 melalui skema pendanaan RIIM-PPBR/RIIM-Startup gelombang ketiga. 

Pada gelombang III, hanya ada empat perusahaan pemula yang berhasil lolos dari 97 proposal yang masuk. Tiga perusahaan pemula lainnya berasal dari Padang, Surabaya, dan Bali. Pendaaan dari BRIN kemudian diterima dalam dua termin, dengan target pencapaian yang harus dipenuhi oleh masing-masing perusahaan yang lolos.

“Baru Desember kemarin diumumkan startup yang lolos pendanaan. Tapi kami masuk tahap pra-inkubasi dahulu sekitar 2-6 bulan sebelum masuk masa inkubasi atau masa pendanaan,” ujar Arin. 

Arin dan kawan-kawan juga tercatat masuk 10 besar Pertamuda 2024: Seed and Scale for Startup in Indonesia pada 18–22 November 2024. Pertamuda adalah kompetisi ide bisnis mahasiswa terbesar di Indonesia yang diselenggarakan PT Pertamina. PT Angphot bersaing di antara 3.245 mahasiswa dari 696 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia ikut menjadi peserta. 

Selain itu, Angphot menjadi juara kedua pada ajang UTU Awards 2024 di Meulaboh, Aceh Barat, untuk kategori penyusunan rencana bisnis perusahaan pemula. UTU Awards adalah ajang kompetisi mahasiswa antarperguruan tinggi yang diselenggarakan pertama kali pada 2015. Tujuan utama dari kompetisi ini adalah untuk menumbuhkembangkan semangat mahasiswa dalam berwirausaha, serta untuk mengasah kreativitas, berfikir kritis, kolaborasi, dan pemecahan masalah.

Angphot juga menjadi juara kedua untuk kategori serupa di ajang UC Empower 2024 yang diadakan oleh Universitas Ciputra, Surabaya. 

Di tingkat internasional, Angphot sempat mewakili Indonesia di ajang China International SME Fair and SME Innovation & Entrepreneurship Competition 2024 for ASEAN, Japan, & South Korea Chapter pada 15-16 November 2024 di Guangzhou, China.

Angphot menjadi finalis dalam Ecothon Startup Early Stage 2023–ASEAN Business Incubator yang berlangsung pada Juli-September 2023 dari ASEM Eco-Innovation Center (ASEIC), Seoul, Korea Selatan.

Di bawah  jenama dagang Angphot, Arin dan kawan-kawan bertekad memproduksi berbagai produk ramah lingkungan berbahan dasar limbah atau sampah sayuran untuk kebutuhan agrikultur dan akuakultur. Saat ini, Vitoma dalam proses paten dan sertifikasi produk dari komposisi bahan baku sebelum dipasarkan secara luas. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus