Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Peneliti BRIN Temukan Tujuh Jenis Baru Tumbuhan, Mayoritas Tanaman Hias

Dengan ditemukannya tumbuhan jenis baru ini, keanekaragaman hayati Indonesia bertambah.

1 Januari 2022 | 12.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Begonia robii (BRIN)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bogor - Di penghujung 2021, peneliti dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menemukan tujuh jenis baru tumbuhan yang mayoritas tergolong sebagai tanaman hias.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun ketujuh jenis baru tersebut, yaitu Hoya batutikarensis, Hoya buntokensis, Dendrobium dedeksantosoi, Rigiolepis argentii, Begonia robii, Begonia willemii dan Etlingera comosa. Selain itu ditemukan pula subspesies Zingiber ultralimitale, subspesies Mataromeoense.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Sukma Surya Kusumah mengatakan Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati (OR IPH) melalui Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya akan terus berupaya melakukan eksplorasi dan identifikasi jenis-jenis tumbuhan dari habitat alaminya yang sejalan dengan rumah program OR IPH terkait dengan konservasi tumbuhan terancam kepunahan terkonservasi.

“Dengan ditemukannya jenis baru ini, keanekaragaman hayati Indonesia bertambah. Penemuan ini juga memberikan informasi terkait kekayaan biodiversitas Indonesia dan mendukung penelitian lebih lanjut terkait pemanfaatannya secara berkelanjutan,” ujarnya, Sabtu, 1 Januari 2022.

Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Wisnu Handoyo Ardi mengatakan, Begonia merupakan salah satu marga tumbuhan berbunga yang terbesar, saat ini diketahui terdapat 2.052 jenis Begonia yang tersebar di Kawasan pantropis dunia.

Indonesia diperkirakan sebagai salah satu wilayah pusat kekayaan Begonia khususnya di Kawasan Asia tenggara yang saat ini memiliki sebanyak 243 jenis. Namun jumlah tersebut akan terus bertambah seiring semakin terjelajahnya kawasan-kawasan hutan di berbagai wilayah di Indonesia.

“Upaya konservasi dan pengungkapan jenis-jenis baru Begonia secara aktif dilakukan oleh BRIN dan saat ini telah berhasil melakukan konservasi terhadap lebih dari 100 jenis Begonia yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia,” jelas Wisnu.

Begonia robii merupakan endemik dari Pulau Sumatera. Jenis ini memiliki corak warna daun yang sangat atraktif, dan sangat berpotensi sebagai tanaman hias . jenis ini memiliki karakter batang yang menyerupai rimpang, daun sangat asimetris, dengan kombinasi antara warna hijau sebagai dasarnya dan merah keunguan pada bagian tengah, tepatnya di antara pertulangan daun sekundernya.

Sementara itu Begonia willemii adalah endemik Pulau Sulawesi. Jenis ini ditemukan pada habitat perbukitan kapur dataran rendah, tumbuh merayap pada bongkahan batu kapur atau menempel secara vertikal pada dinding-dinding batu karst (kapur), jenis ini dikoleksi dari wilayah hutan di kabupaten Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah. Penemuan jenis baru Begonia tersebut merupakan hasil kolaborasi antara peneliti BRIN dengan peneliti dari Singapore Botanic Gardens Daniel C. Thomas.

Rigiolepis argentii merupakan tumbuhan semak berkayu yang termasuk ke dalam anggota suku Ericaceae. Jenis ini ditemukan dan dikoleksi pada saat kegiatan eksplorasi Begonia Sulawesi pada tahun 2018-2019 di wilayah Kabupaten Enrekang dan Toraja Utara, tepatnya di perbukitan Eran Batu dan Gunung Sesean.

Sebelumnya, Sulawesi diketahui hanya memiliki satu jenis saja, yaitu Rigiolepis Henrici, dan pada tahun 2021 ditemukan jenis baru kedua, yaitu Rigilepis argentii yang dideskripsi oleh peneliti dan staf Pengajar Universitas Samudra Langsa Aceh (Wendi A. Mustaqim) dan peneliti dari Pusat Riset Konservasi Tanaman dan Kebun Raya (Wisnu Handoyo Ardi).

Rigiolepis argentii dinyatakan sebagai jenis baru karena memiliki kombinasi karakter morfologi yang berbeda dari seluruh jenis Rigiolepis di Indonesia khususnya dengan jenis yang paling mirip yakni Rigiolepos moultonii. Karakter tersebut adalah adanya rambut-rambut persisten pada permukaan atas daun, daun gantilan bunga terdapat pada bagian bawah tangkai bunganya, tabung kelopak yang berbentuk cawan, tangkai sari yang lebih panjang dan buah yang berbentuk copular.

Etlingera comosa merupakan endemik Sulawesi yang merupakan hasil eksplorasi di pegunungan Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Karakter pembedanya adalah Etlibngera comosa memiliki rambut berumbai pada pelepahnya, ligula daun yang asimetris dan bercangap, daun pelindung bunga berambut lebat, tangkai sari yang panjang dan kotak sari yang berukuran lebih pendek dibandingkan jenis terdekatnya yaitu Etlibgera sublimata.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus