Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mendengarkan musik bisa saja suatu kebutuhan untuk beberapa orang. Pada 2022, International Federation of the Phonographic Industry atau IFPI mencatat, tiap pekan terhitung 20,1 jam setidaknya para penikmat musik mendengar lagu. Namun, musik tak hanya bermanfaat untuk manusia saja. Ada juga musik untuk tumbuhan atau plantasia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tumbuhan juga membutuhkan musik bukan sekadar bunyi-bunyian yang menyenangkan. Musik plantasia ditangkap sebagai gelombang dengan frekuensi oleh tumbuhan. Laporan Potensi Metode Sonic Bloom untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman menjelaskan, sonic bloom metode pertanian yang menggunakan suara dengan frekuensi tertentu untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buku The Secret Life of Plants (1973) menjelaskan, tumbuhan pun menikmati musik dalam hidupnya.
Apa Itu Musik Plantasia?
Mother Earth's Plantasia album paling terkenal dari komposer Mort Garson pada 1976. Album tersebut berisi sepuluh lagu elektronik sederhana. Mengenai Mort Gerson.
Mort Gerson bukanlah orang satu-satunya yang memproduksi musik plantasia. Nama lainnya, Baroque Bouquet yang juga mendedikasikan lagunya untuk tanaman. Kemunculan dan populernya genre musik untuk tanaman bisa disimak dari buku The Secret Life of Plants karya Peter Tompkins dan Christopher Bird.
Musik dengan getaran dalam frekuensi sangat berpengaruh terhadap tumbuhan. Hasilnya menunjukkan, rata-rata intensitas bunyi 65-75 desibel dalam frekuensi 3–5 kilohertz dengan waktu dengar selama tiga jam memberikan efek peningkatan pembukaan stomata, pertumbuhan dan produktivitas beberapa tanaman seperti jagung, tomat, sawi putih, sawi hijau, kangkung, jati.