Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti telah mengidentifikasi peristiwa molekuler penting di fase awal perkembangan embrio bayi manusia yang mungkin bisa membantu menjelaskan kenapa banyak kehamilan bisa gagal alias keguguran. Peristiwa molekuler ini terjadi pada minggu kedua usia kandungan--antara 7 dan 14 hari setelah pembuahan--dalam sebuah proses paling kritikal dari perkembangan janin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama periode itu, embrio mendapatkan bentuk ujung-ujungnya yang untuk perkembangan kepala dan ekor--tahap pertama dalam pembentukan pola tubuh keseluruhan pada manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Magdalena Zernicka-Goetz dari University of Cambridge, Inggris, dan timnya telah menemukan kalau proses itu diinisiasi oleh sekelompok sel di luar embrio, dalam sebuah jaringan yang dikenal sebagai hypoblast. Magdalena dan timnya mengatakan temuan mereka berpotensi membantu memahami lebih banyak tentang kenapa keguguran bisa bisa terjadi di awal masa kehamilan.
"Tujuan kami selama ini adalah memampukan mengamati perkembangan embrio yang sangat, sangat, awal pada sebuah cawan petri, untuk memahami bagaimana kehidupan kita bermula," kata Magdalena yang menuliskan hasil studi dia dan timnya itu dalam jurnal Nature edisi 17Juni 2021.
Dia menunjuk teknik kombinasi teknologi baru dan metode sekuensing yang sudah maju yang digunakannya. "Kami sudah mengorek lebih dalam ke dalam perubahan-perubahan kunci yang terjadi pada tahap perkembangan manusia yang sangat luar biasa ini, tahap di mana sayangnya banyak kehamilan bisa gagal."
Sekarang ini, sangat sedikit yang diketahui tentang perkembangan embrio manusia begitu dia 'tercangkok' dalam rahim, di antaranya karena batasan etika penggunaan embrio manusia dalam riset. Pada 2016, Magdalena dan timnya mengembangkan sebuah teknik kultur embrio manusia di luar tubuh yang memungkinkan embrio dipelajari sampai usia 14 hari--seturut kode etik di Inggris Raya.
Sebagai bagian dari studi baru, tim Magdalena menggandeng kolega di Wellcome Sanger Institute, Inggris, untuk mencari tahu apa yang terjadi di level molekuler selama tahap awal perkembangan embrio manusia tersebut. Mereka menemukan hypoblast mengirim pesan ke embrio yang memulai perkembangan sumbu tubuh kepala-ke-ekor, di mana satu ujung kemudian berkembang menjadi kepala, dan yang lain menjadi ekor.
Menurut Magdalena, temuan itu mengungkap pola eskpresi gen dalam perkembangan embrio sesaat setelah terbentuk di rahim. Temuan juga merefleksikan komunikasi timbal balik yang terjadi di antara tipe sel yang berbeda seiring dengan embrio berkembang melalui tahapnya yang sangat awal.
"Tim mencari ekspresi gen yang memberi jalan perkembangan kepala pada embrio bayi manusia, dan menemukan kalau itu dimulai oleh sel-sel dalam hypoblast, sebuah piringan sel-sel di luar embrio," katanya.
NEW SCIENTIST | NATURE