Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Penelitian di UNS Hasilkan Telur Asin untuk Penderita Hipertensi

Tim Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membuat inovasi telur asin rendah sodium untuk penderita hipertensi.

2 Februari 2021 | 21.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja menyiapkan telur asin untuk diasap dalam pembuatan telur asin asap di di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juli 2015. Telur asin digarang di atas asap selama 2 jam. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membuat inovasi telur asin rendah sodium untuk penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Inovasi terletak pada proses pengasinan atau penggaraman telur yang mengganti garam sodium (NaCl) menjadi kalium klorida (KCl).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota tim peneliti Setyaningrum Ariviani menerangkan, pada proses tersebut dilakukan penambahan ekstrak daun jati pada adonan pengasin, serta memperhatikan suhu dan waktu pemanasan di oven. Selain itu, tim juga menawarkan alternatif penggunaan itik intensif yang potensial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Asupan natrium (Na) ataupun konsumsi garam sodium berlebih dapat memicu hipertensi dan berkorelasi positif terhadap risiko stroke," kata mahasiswa Program Studi Ilmu Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian UNS itu, Selasa 2 Februari 2021.

Asupan itu menjadi berlebih karena ketidakseimbangan rasio sodium dan potassium. Di sisi lain, dia menambahkan, riset membuktikan bahwa konsumsi KCl mampu menurunkan tekanan darah sitosolik pada tikus hipertensi.

Dalam prosesnya, produksi subtitusi KCl mengakibatkan penurunan kualitas sensoris, baik dari sisi warna, aroma, rasa, tekstur keseluruhan telur asin. Untuk mengatasinya, tim menambahkan ekstrak daun jati dalam adonan pengasin sebagai pengganti air.

"Pada riset ini kami juga menggunakan telur itik semi intensif yang umum digunakan untuk membuat telur asin, yakni telur dari itik yang dipelihara dengan sistem 'angon' atau gembala, di mana pakannya berasal dari pakan buatan dan pakan yang diperoleh saat angon," kata Setyaningrum memaparkan.

Riset selanjutnya telah dirancang untuk mencoba aplikasi yang sama pada telur itik intensif yang merupakan hasil dari pemeliharaan sistem kandang yang secara keseluruhan mengonsumsi pakan buatan. "Sebagai produk inovasi telur asin rendah sodium lebih aman dan memiliki kualitas lebih baik," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus