Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Frederick Banting menjadi orang Kanada pertama dan orang termuda, pada usia 23 tahun telah menerima Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran. Ia menemukan insulin, hormon yang sangat penting dalam mengatur kadar gula darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tepatnya seratus tiga tahun lalu, pada 27 Juli 1921 dokter bedah dari Kanada, Frederick Banting, bersama Charles Best, seorang mahasiswa kehormatan tahun terakhir kedokteran di Universitas Toronto, berhasil mengisolasi hormon insulin untuk pertama kalinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari History, penelitian mereka dimulai di Universitas Toronto dengan menggunakan anjing sebagai subjek. Mereka menemukan cara untuk mengambil insulin dari pankreas anjing, dengan mengikat saluran pankreas, sehingga zat-zat yang menghancurkan insulin tidak terbentuk.
Keduanya menemukan kotoran kental berwarna cokelat dari anjing, dan setelah menyuntik anjing yang menderita diabetes, mereka menemukan adanya penurunan tajam sementara dalam kadar gula darah yang membuat anjing tersebut mengangkat kepalanya dan mengibaskan ekornya. Banting menyebutnya isletin.
Keduanya pun melakukan hal serupa dengan memberi suntikan pada anjing yang menderita diabetes. Percobaan itu berhasil sehingga seekor anjing yang menderita diabetes parah pada waktu itu hidup selama 70 hari sebelum mati.
Pada Desember 1921, Banting meminta bantuan seorang ahli biokimia, dan John James Rickard Macleod, rekannya, menambahkan James Bertram Collip ke dalam tim. Collip membantu Banting dan Best memperbaiki ekstrak yang tidak konsisten, dan mereka berhasil memurnikan jaringan yang dihancurkan yang mengandung sekresi internal, dinamakan insulin yang berarti pulau atas usul Macleod pada 1922.
Pasien Pertama
Pada Januari 1922, Leonard Thompson, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dari Kanada menjadi pasien manusia pertama yang menerima suntik insulin. Banting menggambarkan kondisi Thompson, ia sudah berada di ambang kematian karena diabetes tipe 1.
Thompson menderita diabetes stadium akhir dengan berat hanya 65 pon dan sering mengalami koma diabetes, di rumah sakit di Toronto. "Kurang gizi, pucat, berat badan 65 pon, rambut rontok, bau aseton pada napasnya ... tampak lesu, berbicara agak lambat, cukup bersedia untuk berbohong sepanjang hari," ditulis di The Conversation.
Tes pertama pada 11 Januari 1922 penyuntikan menunjukkan kegagalan. Dua minggu kemudian pada 23 Januari, ekstraksi lain yang lebih murni berhasil. Kadar darah dan gula darahnya kembali normal dan gejala-gejalanya mulai menghilang. Tim Toronto mencatat, Thompson menjadi lebih cerdas, aktif, dan tampak lebih baik. Thompson hidup hingga usia 27 tahun.
Keberhasilan karya Banting membuatnya dianugerahi Hadiah Nobel pada Oktober 1923. Dikutip dari The Conversation, Banting pun menerima surat dari Perdana Menteri Kanada Mackenzie King yang memberinya pensiun seumur hidup dari pemerintah Kanada.