Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Pengurus IDI Sarankan Medical Check Up Gratis Sasar Daerah Tertinggal dan Punya Pengobatan Lanjutan

Tanpa tindak lanjut, pengurus Ikatan Dokter Indonesia sebut MCU gratis bisa membuat panik individu yang terdiagnosa penyakit tertentu.

7 Januari 2025 | 17.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga melakukan pengecekan kesehatan di Kelurahan Kramat, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Mei 2024. Dalam kegiatan ini Suku Dinas PPKUKM Jakarta Pusat berkolaborasi dengan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat mengedukasi masyarakat yang memiliki usaha kuliner untuk menjaga kebersihan dan kehigienisan makanan yang diperdagangkan. Selain edukasi warga juga mendapat pelayanan kesehatan seperti pengecekan gula darah. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Iqbal Mochtar, menyarankan pengecekan kesehatan atau medical check-up (MCU) gratis saat hari ulang tahun yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan diutamakan untuk daerah tertinggal. Program pemeriksaan secara cuma-cuma itu dianggap positif karena sudah mencakup deteksi dini 75 jenis penyakit bagi bayi, remaja, orang dewasa, maupun orang tua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kesadaran mereka (masyarakat daerah tertinggal) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan itu kurang. Selain itu, akses terhadap fasilitas kesehatan juga sulit,” katanya ketika dihubungi Tempo pada Selasa, 7 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Iqbal, yang juga merupakan Ketua Klaster Kedokteran dan Kesehatan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, menyebut mayoritas masyarakat di kota besar sudah terbiasa menjalani MCU di puskesmas atau rumah sakit. Rutinitas itu untuk mengetahui kondisi gula dan tekanan darah, berat badan, dan sebagainya.

Kebiasaan MCU masih jarang dilakukan masyarakat di daerah yang akses kesehatannya terbatas. “Jadi kita bisa pick up kasus-kasus tertentu yang itu tidak diketahui oleh masyarakat,” katanya.

Agar dampak program itu lebih signifikan, dia juga menekankan pentingnya keberlanjutan pengobatan setelah screening. Tanpa tindak lanjut, MCU gratis malah bisa menimbulkan kepanikan bagi peserta yang terdiagnosa menderita suatu penyakit.

“Bila seseorang terdiagnosis menderita gangguan pendengaran, apa pemerintah siap menyediakan alat bantu dengar?” ucap Iqbal. Dia juga mempertanyakan ada tidaknya dana perawatan bila pemerintah menemukan ribuan kasus diabetes dalam program MCU gratis.

Efektivitas program MCU gratis, kata dia, juga bergantung pada pemetaan soal penyakit yang relevan di suatu wilayah. Penyediaan screening penyakit yang prevalensi atau porsinya rendah hanya akan membuang biaya.

Suatu daerah yang memiliki angka diabetes tinggi, Iqbal mencontokan, sebaiknya menerima MCU gratis yang terfokus pada pemeriksaan diabetes. “Kalau kita harus mengecek seratus ribu orang hanya untuk menemukan seratus kasus, itu tidak efektif secara cost-effectiveness,” tutur pengurus pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PP IAKMI) tersebut.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus