Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) akan memimpin penyelidikan lanjutan terkait penyebab meledaknya kapal selam Titan yang membawa lima penumpang ke reruntuhan Titanic.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapten Jason Neubauer selaku kepala penyelidik mengatakan pada Minggu, 25 Juni 2023 bahwa operasi penyelamatan dari dasar laut sedang berlangsung. Mereka telah memetakan lokasi kecelakaan yang terjadi tepat satu pekan sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Neubauer tidak memberikan batas waktu untuk penyelidikan berdasarkan hasil pertemuan Dewan Investigasi Kelautan AS. Pihaknya lantas menjalin kerja sama dengan lembaga investigasi nasional dan internasional lain yang mencakup Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, Dewan Keselamatan Transportasi Kanada, Dewan Investigasi Korban Laut Prancis, dan Cabang Investigasi Kecelakaan Laut Inggris.
Saat ini, bukti-bukti sedang dikumpulkan di sekitar Pelabuhan St. John’s, Newfoundland dengan koordinasi bersama otoritas Kanada. Dewan Penjaga Pantai AS nantinya dapat membuat rekomendasi kepada jaksa penuntut untuk menerapkan sanksi perdata maupun pidana terhadap OceanGate atau pihak-pihak lain yang mungkin bertanggung jawab.
“Tujuan utama saya adalah mencegah kejadian serupa dengan membuat rekomendasi yang diperlukan untuk memajukan keamanan domain maritim di seluruh dunia,” ungkap Neubauer dilansir dari fox8.com.
Penjaga Pantai AS sebelumnya telah mengumumkan, puing kapal selam Titan ditemukan kira-kira 500 meter dari reruntuhan Titanic di perairan Atlantik Utara. Namun, Angkatan Laut AS kemudian mengatakan bahwa mereka tidak akan menggunakan alat penyelamatan berukuran besar, Flyaway Deep Ocean Salvage System, yang memiliki kemampuan mengangkat Titan kembali ke permukaan secara utuh.
Angkatan Laut hanya akan menggunakan sistem tersebut jika ada bagian yang cukup besar sehingga perlu peralatan khusus. Upaya kini difokuskan pada pemetaan bidang puing dalam persiapan upaya pemulihan untuk mendukung langkah investigasi, sedangkan rencana mobilisasi peralatan besar seperti Flyaway Deep Ocean Salvage System telah dihentikan untuk sementara waktu.
Flyaway Deep Ocean Salvage System adalah sistem pengangkat kapal portabel yang dirancang untuk memberikan kapasitas angkat beban dari laut dalam dengan berat hingga 60.000 pon (sekitar 27.215 kilogram) untuk pemulihan benda-benda besar seperti pesawat terbang atau kapal kecil yang tenggelam. Kapal selam Titan sendiri memiliki berat 20.000 pon atau 9.071 kilogram.
Proses Penyelidikan
Angkatan Laut terus mendukung Penjaga Pantai AS selama operasi penyelidikan berlanjut. Dewan Keselamatan Transportasi Kanada juga telah berbicara dengan orang-orang yang berada di kapal induk Titan, Polar Prince, saat kecelakaan terjadi.
Polar Prince yang menderek kapal selam Titan meninggalkan Newfoundland pada Jumat, 16 Juni. Ada 41 orang di dalam kapal yang terdiri atas 17 awak dan 24 lainnya, termasuk penumpang Titan yang beranggotakan lima orang.
“Kami melakukan penyelidikan keselamatan di Kanada mengingat Titan berangkat dari pelabuhan Kanada dengan kapal induk asal Kanada pula,” ujar Kathy Fox, Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Kanada. Sementara itu, pihak berwenang memulai proses penyelidikan penyebab ledakan kapal selam Titan dengan bergulat pada pertanyaan tentang siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
Fox mengatakan bahwa Dewan Keselamatan Transportasi Kanada akan membagikan informasi yang mereka kumpulkan kepada lembaga lain—seperti Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan Penjaga Pantai AS—dalam batas-batas hukum Kanada, misalnya terkait perlindungan rekaman suara dan pernyataan saksi.
Kepolisian Kanada juga mengumumkan kalau mereka sedang mempelajari keadaan yang menyebabkan kecelakaan Titan untuk memutuskan apakah penyelidikan penuh diperlukan. Penyelidikan penuh hanya akan dilakukan jika terdapat hukum pidana, federal, atau provinsi yang mungkin telah dilanggar.
Tantangan dan Kerumitan
Walaupun insiden kapal selam Titan melibatkan banyak negara, Penjaga Pantai AS tidak memungut biaya untuk proses pencarian dan penyelamatan, kata Laksamana Muda John Mauger. Nyatanya, Titan tidak terdaftar sebagai kapal AS, melainkan Bahama. OceanGate Expeditions adalah perusahaan yang berbasis di Washington, sedangkan Polar Prince berasal dari Kanada. Sementara itu, korban tewas berasal dari Inggris, Pakistan, Prancis, dan AS.
Investigasi laut dalam sangatlah melelahkan dan membutuhkan waktu lama. Penyelidikan turut diperumit oleh fakta bahwa dunia eksplorasi laut dalam tidak diatur dengan baik dalam undang-undang. Terlebih lagi, Titan tidak terdaftar dalam badan internasional apa pun yang mengatur keselamatan. Ia juga tidak diklasifikasikan oleh kelompok industri maritim yang menetapkan standar pada hal-hal seperti konstruksi lambung kapal.
Itu karena Stockton Rush, CEO OceanGate yang mengoperasikan Titan ketika insiden maut terjadi, mengeluh bahwa penetapan standar dapat menghambat inovasi. Keseluruhan proses penyelidikan lantas juga didukung oleh kritik keselamatan kapal selam dari mantan karyawan perusahaan dan mantan penumpang Titan.
Masih Misteri
Satu pertanyaan yang masih belum bisa terpecahkan secara utuh adalah kapan tepatnya Titan meledak. Setelah kapal selam dilaporkan hilang kontak, Angkatan Laut AS menganalisis data akustik dan menemukan sebuah anomali yang konsisten dengan suara ledakan di sekitar lokasi Titan saat komunikasi terputus.
Informasi tersebut lalu diteruskan ke Penjaga Pantai AS yang melanjutkan pencariannya karena menganggap data akustik itu tak pasti. Secercah harapan yang tersisa untuk menemukan penumpang dalam keadaan hidup akhirnya benar-benar berakhir pada Kamis pagi, 22 Juni ketika pasokan oksigen habis dan puing Titan ditemukan di dekat reruntuhan Titanic.
SYAHDI MUHARRAM