Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Perbedaan dan Persamaan Kalender Masehi dan Kalender Hijriah

Sistem kalender Masehi dan kalender Hijriah tak hanya memiliki sejumlah perbedaan, tapi juga punya beberapa kesamaan.

25 Desember 2024 | 21.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kalender kerja. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perbandingan antara kalender Masehi dan kalender lainnya, seperti kalender Hijriah telah memberikan wawasan yang menarik tentang bagaimana berbagai budaya dan agama mengatur waktu. Sistem penanggalan yang ramai dipakai secara internasional saat ini adalah sistem kalender Masehi. Sistem kalender Masehi atau yang dikenal sebagai Anno Domini ini telah ada digunakan sejak era Romawi Kuno dan digunakan pada kalender Julian dan Gregorian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kalender Masehi didasarkan pada pergerakan Bumi mengelilingi Matahari dan memiliki struktur tahun yang terdiri dari 365 hari atau 366 hari pada tahun kabisat. Titik awal penanggalan Masehi ditetapkan pada kelahiran Yesus Kristus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sisi lain, kalender Hijriah berlandaskan pada siklus Bulan dan memiliki tahun yang lebih pendek, yaitu sekitar 354 hingga 355 hari. Selain itu, kalender Hijriah dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu, kalender Hijriah disebut pula sebagai kalender Qamariyah yang berarti kalender Bulan, sedangkan kalender Masehi dikenal dengan sebutan kalender Syamsiyah yang artinya kalender Matahari.

Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama dalam mengukur waktu, perbedaan dalam dasar perhitungan, jumlah hari dalam setahun, dan cara penulisan menunjukkan keunikan masing-masing sistem penanggalan. Dalam ilmu astronomi, kalender Hijriah termasuk kategori kalender Lunar, sedangkan kalender Masehi termasuk kategori kalender Solar.

Perbedaan Kalender Masehi dan Kalender Hijriah

Kalender Masehi pada awalnya digunakan sebagai penanggalan di Kekaisaran Roma yang ditetapkan berdasarkan berdirinya Kota Roma. Dirangkum dari situs Museum Pendidikan Nasional UPI, Pimpinan Gereja melalui Kaisar Justinian seorang Rahib Katolik memerintahkan Dionisius Exoguus untuk membuat perhitungan tahun dengan dasar tahun kelahiran Yesus. Penanggalan tersebut menggunakan istilah Masehi (M) dan Sebelum Masehi (SM) yang mengacu pada kelahiran Yesus.

Dalam perjalanannya, penanggalan Masehi mendapatkan banyak pengaruh dari tradisi astrologi Mesir Kuno Babel, Mesopotamia, Yunani dan Romawi Kuno serta mendapat intervensi dari Gereja.

Sementara itu, pada sistem kalender Hijriah atau kalender Islam memiliki sistem penanggalan berdasarkan pergerakan Bulan mengitari Bumi. Dalam kalender Hijriah, penentuan panjang satu tahunnya berdasarkan 12 kali siklus sinodis bulan atau dikenal 12 kali fase bulan yang sama atau hilal. Merujuk dari Antara, siklus sinodis bulan bergaris, rata-rata memiliki 29,53 hari. Hal ini menyebabkan, umur bulan dalam satu bulan Hijriah terkadang 29 hari dan ada kalanya 30 hari.

Berbeda halnya dengan sistem kalender Masehi, panjang satu tahunnya didasarkan pada siklus tropis Matahari, yaitu 365,2222 hari. Ini menyebabkan dalam setahun dibagi menjadi 12 bulan, sehingga Januari terdiri dari 31 hari, Februari 28/29 hari, Maret 31 hari, April 30 hari, Mei 31 hari, Juni 30, Juli 31 hari, Agustus 31 hari, September 30 hari, Oktober 31 hari, November 30 hari, dan Desember 31 hari.

Perbedaan lainnya dapat disimpulkan menjadi sebagai berikut.

1 Dasar perhitungan

- Kalender Masehi: Sistem ini didasarkan pada pergerakan Bumi mengelilingi Matahari, di mana satu tahun terdiri dari 365 hari atau 366 hari pada tahun kabisat. Penanggalan dimulai dari kelahiran Yesus Kristus.

- Kalender Hijriah: Kalender ini berlandaskan pada pergerakan Bulan mengelilingi Bumi, dengan satu tahun terdiri dari 354 atau 355 hari.

2. Durasi Hari dalam Bulan

- Kalender Masehi: Bulan-bulan dalam kalender ini memiliki jumlah hari yang bervariasi, antara 28 hingga 31 hari. Contohnya, bulan Februari memiliki 28 hari pada tahun biasa dan 29 hari pada tahun kabisat.

- Kalender Hijriah: Bulan-bulan dalam kalender ini memiliki durasi yang lebih singkat, yaitu antara 29 hingga 30 hari, tergantung pada pengamatan bulan sabit.

3. Penanda Awal Bulan

- Kalender Masehi: Tidak memiliki penanda khusus setiap awal bulan.

- Kalender Hijriah: Ditandai dengan ketampakan hilal.

4. Penyesuaian Kalender

- Kalender Masehi: Memiliki sistem tahun kabisat dan digunakan untuk mengkompensasi kekurangan dalam siklus tropis matahari.

- Kalender Hijriah: Sistem tahun kabisat digunakan untuk mengkompensasi kelebihan dalam siklus sinodik bulan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus