Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Perbedaan Gempa Vulkanik dan Tektonik Berdasarkan Penyebab hingga Kekuatannya

Ketahui perbedaan gempa vulkanik dan gempa tektonik berdasarkan penyebab hingga kekuatannya, dua fenomena alam yang sering terjadi di Indonesia.

7 Januari 2025 | 17.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga membersihkan puing rumah yang runtuh pascagempa bumi di Desa Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 18 September 2024. Menurut data sementara BPBD Provinsi Jawa Barat, gempa berkekuatan 5.0 Magnitudo tersebut mengakibatkan 8 unit rumah, 2 fasilitas kesehatan, 1 sarana pendidikan, dan 1 tempat ibadah mengalami kerusakan. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa vulkanik dan gempa tektonik adalah dua jenis gempa bumi yang umum terjadi di berbagai daerah di Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua jenis fenomena alam tersebut dapat menimbulkan kerusakan hingga menelan korban jiwa, tergantung dari seberapa besar kekuatan yang dihasilkannya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun keduanya digolongkan sebagai gempa bumi, gempa vulkanik dan gempa tektonik memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi penyebab, lokasi episenter, maupun pola getaran yang dihasilkan. Lantas, saja perbedaan gempa vulkanik dan tektonik? 

Daftar Perbedaan Gempa Vulkanik dan Tektonik

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa perbedaan dari gempa vulkanik dan gempa tektonik: 

1. Penyebab

Melansir Antara, gempa bumi tektonik diakibatkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu terjadi karena pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi akibat lepasnya energi di zona penunjaman. 

Selain itu, gempa tektonik juga dapat disebabkan oleh peregangan pada interion lempeng, karena perubahan suhu atau tekanan pada batuan. 

Sementara gempa vulkanik diakibatkan oleh aktivitas gunung berapi, karena adanya tekanan gas. Gempa vulkanik juga disebabkan oleh adanya aktivitas pergerakan magma, yang umumnya menjadi pertanda gunung meletus. 

2. Lokasi

Gempa vulkanik umumnya hanya terjadi di sekitar gunung api yang sedang menunjukkan aktivitas atau dalam ruang lingkup lebih kecil (lokal), tetapi tergantung dari kekuatan getaran yang ditimbulkannya. 

Sementara gempa tektonik terjadi sepanjang tiga batas lempeng, yaitu pemekaran lantai samudra atau punggung samudra, daerah subduksi, dan sesar. 

3. Kekuatan

Gempa vulkanik biasanya mempunyai kekuatan kecil hingga sedang dan hanya dirasakan oleh penduduk yang tinggal di lereng atau sekitar gunung api. 

Sementara gempa tektonik mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga sangat besar dan dapat merambat ke berbagai daerah. 

4. Proses

Mengacu pada repo.itera.ac.id, gempa vulkanik diawali dari magma yang berada pada kantung di bawah gunung api mendapat tekanan dan melepaskan energi secara tiba-tiba, sehingga mengakibatkan getaran di tanah. Aktivitas magma yang naik ke permukaan bumi akan menimbulkan gempa-gempa kecil. 

Sementara itu, menurut repository.unri.ac.id, gempa tektonik secara umum disebabkan karena gerakan orogenik, yaitu aktivitas yang berlangsung sangat cepat dan meliputi wilayah sangat sempit, tetapi pengaruhnya menyebar ke wilayah yang luas. 

Gerakan orogenik dapat berupa lipatan (tekanan dalam arah horizontal dan vertikal pada kulit bumi) dan patahan (tenaga yang bekerja di kulit bumi yang tidak elastis). 

5. Dampak

Berdasarkan ejournal.upi.edu, gerakan magma yang menimbulkan getaran-getaran gempa vulkanik dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar gunung api sebelum meletus. 

Namun, getaran tersebut relatif kecil pengaruhnya terhadap penduduk, justru yang merusak adalah letusan gunung api yang memuntahkan lava, lahar, batu, abu, pasir, dan gas vulkanik. 

Sementara itu, gempa tektonik dengan kekuatan di atas 5 skala Richter dapat menyebabkan terjadinya getaran di permukaan bumi. Getaran tersebut bisa menggoyahkan benda-benda di atasnya. Apabila benda-benda tersebut tidak kuat menahan getaran, maka bisa tumbang dan hancur. 

6. Jenis

Mengutip digilib.unila.ac.id, gempa vulkanik dibagi menjadi dua, yaitu gempa vulkanik dalam (tipe A) dan gempa vulkanik dangkal (tipe B). 

Tipe gempa vulkanik dalam biasanya bersumber di bawah gunung api pada kedalaman satu hingga 20 kilometer, sedangkan gempa vulkanik tipe B diperkirakan kurang dari 1 kilometer dari kawah gunung api yang aktif. 

Kemudian, melansir spada.uns.ac.id, jenis gempa tektonik terdiri dari tiga, yaitu dangkal (kedalaman hiposentrum 0-60 kilometer), sedang (kedalaman hiposentrum 60-300 kilometer), dan dalam (kedalaman hiposentrum lebih dari 300 kilometer).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus