Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Profil Sangkot Marzuki, Membuat Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Berkelas Dunia

Sangkot Marzuki, seorang ilmuwan biologi molekuler pada dunia ilmiah Indonesia yang turut berjasa pada pendirian Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

4 Februari 2022 | 17.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Profesor Sangkot Marzuki di kediamannya, Jakarta, Jumat, 2 Oktober 2020. TEMPO/M Taufan Renganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Biologi Molekuler Eijkmen adalah lembaga penelitian biologi molekuler yang berstatus satuan kerja yang awalnya berada di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.  Namun, pada September 2021 lalu, Eijkmen sudah terintegrasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di samping perubahan itu, terdapat sosok yang berada di balik pengembangan Lembaga Eijkmen, yaitu Sangkot Marzuki. Ia adalah seorang ilmuwan biologi molekuler pada dunia ilmiah Indonesia. Pada 15 Agustus 2009, Sangkot Marzuki dianugerahi Bintang Mahaputra Utama atas jasanya membangun Lembaga Eijkman yang menjadi laboratorium berkelas dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sangkot Marzuki lahir di Medan pada 1944 dan menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ada 1968. Kemudian, ia melanjutkan studi dan meraih gelar master dari Mahidol University, Bangkok, Thailand pada 1971 dan pada 1971 berhasil meraih gelar doktor di bidang Biokimia dari Monash University, Australia pada 1976.

Sangkot Marzuki kemudian menetap di Australia sebagai staf pengajar di Monash University. Ia membangun kelompok riset dengan reputasi internasional di universitas tersebut selama 17 tahun. Lalu kembali ke Indonesia pada tahun 1992 atas undangan dari Presiden ke tiga Indonesia, BJ Habibie untuk memimpin pembukaan kembali Lembaga Eijman dan pengembangannya sebagai lembaga penelitian biologi molekuler.

Hingga saat ini, sudah banyak kolaborasi yang dilakukan Sangkot Marzuki bersama para pakar Australia dalam berbagai kegiatan penelitian, termasuk kolaborasi dalam penelitian terkait wabah penyakit Malaria. Berkat dedikasinya di bidang ilmu pengetahuan, profesor Sangkot menjadi alumni Australia berprestasi tinggi yang berjasa bagi kemajuan kedua negara dan dianugerahi sebagai Anggota Kehormatan Order of Australia. 

Namun, saat ini Lembaga Biologi Molekuler Eijkman salah satu lembaga penelitian yang dilebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berganti nama menjadi  Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman yanbg disayangkan beberapa pihak. "Birokrasi dan peraturan yang saat ini menaungi PRBM Eijkman di BRIN berpotensi membatasi ruang gerak untuk mencapai misi dan visi menjadi lembaga penelitian biologi molekuler terkemuka di dunia yang mempunyai kontribusi langsung pada kebijakan di dalam dan luar negeri," tulis Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), dalam keterangan tertulisnya, Rabu 5 Januari 2022. Sengkarut itu, tak akan pernah menghilangkan pamor nama Profesor Sangkot Marzuki.

RISMA DAMAYANTI  I  SDA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus