Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memiliki pelacak yang terkoneksi ke Internet.
Tim mahasiswa Universitas Komputer Indonesia, Bandung, merancang rompi keselamatan untuk pengguna kendaraan. Rivest dilengkapi perangkat pelacak yang terkoneksi ke Internet. Inovasi ini bisa membantu menyebarkan informasi kepada sejumlah pihak jika pe-ngendara mengalami kecelakaan atau dalam kondisi bahaya.
Tim perancang yang tergabung dalam Divisi Embedded System Research Group Unikom ini adalah Ghiffari Ahmad Nidharghilman, Rais Naufal Hawari, dan Egi Pratama. Ketiganya mengembangkan Rivest sejak 2016. Perangkat berbasis Internet of things (IoT) itu mereka buat di bawah bimbingan dosen Agus Mulyana, yang juga Ketua Divisi Embedded System Research Group Unikom.
Karya tim ini menjadi kampiun dalam TBIG CreatiON 2018 untuk kategori Smart Logistics & Transportation. Kompetisi yang diikuti 230 tim itu digelar PT Tower Bersama Infrastruktur di Jakarta pada pertengahan November lalu. Tim juga telah memaparkan produk ini ke Kepolisian Daerah dan Dinas Perhubungan Jawa Barat.
Bagi pengendara sepeda motor dan sepeda, Rivest dibenamkan di bagian dada jaket atau rompi. Adapun untuk pengendara mobil, bus, dan truk, perangkat berupa kotak kecil itu bisa dipasang di tempat yang mudah dijangkau pengemudi, antara lain di dashboard atau di bawah jok kursi. ”Maraknya kejahatan dan tingginya angka kecelakaan di jalan raya menjadi inspirasi kami membuat sistem pengaman berkendara,” kata Egi, Rabu pekan lalu.
Menurut Agus, polisi biasanya menangani kasus kecelakaan berdasarkan laporan masyarakat atau temuan tim patroli di lapangan. Sistem pelacakan Rivest dapat membantu polisi dengan menyediakan data rinci, seperti lokasi dan waktu kecelakaan hingga kecepatan pengendara. Data ini mudah diakses dengan adanya jaringan Internet.
Sebelum menggunakan Rivest, pengguna akan diminta mengisi formulir data diri. ”Sebagai rujukan dasar ketika mengalami kecelakaan,” ujarnya. Rivest akan menyebarkan informasi lokasi pengguna jika sistem mengenali adanya kecelakaan. Laporan kecelakaan itu akan menyebar ke kantor polisi terdekat, sesama pengguna Rivest dalam radius 3 kilometer, dan anggota keluarga. Rivest juga dilengkapi tombol darurat (panic button) untuk pengemudi yang merasa terancam penjahat atau begal.
Jika bisa melanjutkan perjalanan setelah kecelakaan atau lolos dari kejaran penjahat, pengemudi perlu menekan tombol ”Aman” di aplikasi untuk menenangkan pihak yang menerima laporan awal dari Rivest. ”Sistem Rivest harus tersambung dengan Internet. Untuk sementara menggunakan Wi-Fi,” kata Egi. Kini tim tengah menunggu Bluetooth versi terbaru yang lebih hemat energi ketika dipakai.
Sistem Rivest dilindungi lapisan resin setebal 1 sentimeter. Tim telah menguji kekuatannya dengan membenturkan ke dinding dan menjatuhkannya dari sepeda motor yang melaju hingga 60 kilometer per jam. Sistem masih bisa bekerja meski terkena siraman hujan deras. Meski demikian, Ghiffari menyarankan pengguna tidak mencuci jaket atau rompi yang masih terpasang Rivest.
ANWAR SISWADI (BANDUNG)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo