DI tahun 1880 seorang penyelam bernama Duncan McDonald mencebur
ke dalam Danau Ness di Skotlandia. Di bagian barat danau
sepanjang 39 Km itu, ada kapal tenggelam. Ia harus
menyelidikinya. Tapi tiba-tiba McDonald muncul ke permukaan air
dan gemetar sejadi-jadinya. Ia baru saja melihat seekor makhluk
ganjil, "seekor kodok raksasa", katanya.
Sejak itu cerita tentang makhluk besar yang seram di Danau Ness
-- yang sudah disebut-sebut sejak tahun 565 -- beredar kembali.
Sampai abad ini. Di tahun 1934 seorang dokter, Kol. Robert
Wilson, malah menyatakan berhasil mengambil potretnya.
Bentuknya tak seperti kodok: kepalanya yang nongol di permukaan
danau lebih mirip jerapah air atau ular besar karena lehernya
yang panjang. Selama 40 tahun lebih ini tercatat sudah 3000
orang mengaku melihat monster itu -- yang akhirnya dijuluki
"Nessie" terutama oleh mereka yang setengah tak percaya.
Kenapa tak percaya betul? Jawab karena tak pernah ada bukti yang
meyakinkan. Tapi dengan itu berlangsunglah pelbagai penyelidikan
yang berbeaya mahal. Di tahun 1969, sebuah kapal selam khusus,
bernama Pisces, dikirim buat menjejaki Nessie dengan dilengkapi
layar sonar. Tapi hasilnya nihil. Kapal selam yang lain,
Viperfish, juga gagal. Bam di tahun 1972 tanda-tanda baru
nampak.
40.000 ASA
Tujuh tahun yang silam itu sebuah tim Amerika berhasil mengambil
potret "sesuatu" di bawah permukaan air. Regu ini mempergunakan
kamera yang menjepret tiap menit, tiap kali sebuah sinar
elektroniknya berkedip. Kamera ini dikaitkan dengan sebuah alat
yang bisa menimbulkan bunyi bernada tinggi yang mengikuti bentuk
sebuah benda, lalu mengirimkan bentuk itu ke sebuah layar yang
ada di atas kapal. Hasilnya diperoleh gambar "sirip ", antara
lain. Tapi pada dasarnya peralatan fotografi yang rumit itupun
belum menangkap jelas wujud si Nessie. Danau Ness yang dalamnya
230 m itu berair kelam, sarat dengan lapisan batu-bara muda.
Jadi? Si Nessie masih tetap misterius, dan orang masih tetap
penasaran. Bulan ini Academy of Applied Sciences yang berkantor
di Boston, AS, mau mencoba lagi. Dan dengan cara istimewa: kali
ini jurupotret hidup dikerahkan, dan mereka adalah dua ekor
pesut.
Pesut -- yang dikenal sebagai hewan cerdas -- memang sudah
dikaryakan oleh Angkatan Laut AS dalam pelbagai kerja sulit di
bawah permukaan air. Tapi baru kali inilah hewan laut yang
menyusui itu dikerahkan buat membuntuti hewan lain (kalau
benar-benar itu hewan) di Danau Ness yang tersohor.
Alasannya dikemukakan oleh Howard Curtis, wakil ketua Academy of
Applied Sciences. Di waktu lampau, usaha pemotretan monster Loch
Ness dilakukan dengan menempelkan kamera di bawah kapal. Cara
ini kurang bebas. Kata Curtis sebagaimana dikutip New Scientist,
"Kami ingin bisa lebih banyak bergerak, . . . dan timbullah ide
menggunakan pesut."
Pesut itu akan mengenakan abah abah -- seperti kuda -- yang
membawa sebuah kamera yang diaktifkan dengan sistim sonar. Bila
pesut itu mendekati sebuah benda yang lebih dari dua pertiga
meter panjangnya, dalam jarak 1 meter atau kurang, sistem sonar
itu akan mengaktifkan kamera. Kameranya akan memotret dengan
bantuan lampu yang menyala tiap detik.
Nampaknya tak banyak bedanya dengan teknik kamera ekspedisi yang
terdahulu. Tapi kali ini jelas diperlukan kamera yang sangat
ringan, dan cukup kecil untuk bisa dipasang di sebuah silinder
yang diameternya 10 senti dan panjangnya 30 senti. Juga proses
pencucian filmnya harus istimewa. Seorang ahli yang pernah
bekerja untuk NASA dalam memproses film ekspidisi ke bulan
Charles Wyckoff, berhasil meningkatkan film Ektachrome dari
jenis 400 ASA menjadi 40.000 ASA -- hingga 100 kali lebih peka
terhadap cahaya.
Piring Terbang
Dan kini tinggal menyiapkan juru kameranya, yang berupa dua ekor
pesut. Mereka sudah dilatih baik-baik. Sayangnya, tiba-tiba
Susie, salah seekor pesut yang disiapkan, meninggal dalam
umurnya yang 14 tahun. Itu terjadi dua hari setelah ia dipindah
dari Florida ke sebuah akuarium di Boston. Maka Howard Curtis
pun terpaksa mengumumkan, bahwa rencana untuk menyelidik Nessie
buat sementara ditangguhkan.
Para penggemar cerita Nessie sedikit kecewa, tentu. Tapi itu tak
berarti ikhtiar akan berakhir. Betapapun banyak yang menduga
bahwa cerita monster itu semacam takhayul dan hasrat
menyelidikinya nyaris kekanak-kanakan, tapi kisah Nessie agaknya
sudah dianggap serius ketimbang cerita piring terbang.
Ada dugaan bahwa monster itu, bila benar ada, merupakan sisa
zaman pra sejarah. Fosil makhluk Elasmosaurs yang hidup 70
juta tahun yang silam dianggap mirip dengannya. Dan jenis
makhluk setua itu ternyata memang bisa tak punah, seperti halnya
ikan coelacanth yang ditemukan para ahli di pantai Afrika
Selatan di tahun 1938.
Tapi perlu juga dicatat: Danau Ness cuma salah satu danau di
Skotlandia yang dikatakan punya monster. Juga di luar
Skotlandia banyak cerita serupa. Di Norwegia misalnya orang
bercerita tentang adanya "ular (besar) Hvaler" di sebuah danau.
Suatu hari beberapa orang menampak ponok besar menonjol di
permukaan air. Segera mereka menuju ke sana -- setengah nekad.
Yang mereka temukan ternyata cuma unggunan sayur-mayur busuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini