Populasinya merosot

SEPERTI juga penyanyi lain, Mus Mulyadi ikut berdangdut. Tapi dasar spesialis Jawa, dangdutnya kurang sukses. Apalagi pasangannya Ida Laila, yang jenis suaranya sulit diakurkan dengan Mus punya. Lain halnya kalau penyanyi kelahiran Surabaya ini mendendangkan langgam Jawa. Pop 'Jula Juli'nya bersama Ari Kusmiran laku keras. Juga album 'Kulo nuwun'nya bersama Waljinah yang dari Solo itu. Bahkan dua orang terakhir ini mengulangi lagi duetnya dalam 'Ji Ro Lu' -- juga pop Jawa. Tapi, dibanding tahun 1970-an nama Mus Mulyadi sudah jauh merosot. Waktu itu lagunya Mawar Berduri membawa nama Mus lebih populer daripada grup The Favourite's tempatnya bergabung. Belakangan ini ternyata banyak kritik dilancarhan pada bapak dua orang anak ini. Bukan soal suaranya, tapi mengenal penampilanya yang kaku. Lihat saja kalau Mus nongol di TV bersama Ida Laila atau Waljinah. Wajahnya selalu tunduk dan tidak pernah kelihatan intim dengan temannya berduet, meski yang terakhir ini sudah berusaha keras untuk seakrab mungkin dengan Mus. "Saya ini memang pemalu kok," ujarnya -- di samping isterinya Ruth Hellen Sparinga yang Belanda. "Karena itu saya selalu pakai kaca mata."