Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat kita akan membeli perangkat elektronik, kita mungkin seringkali hanya terpaku pada kapasitas baterainya. Kapasitas yang besar umumnya dianggap sebagai baterai yang lebih baik. Namun, pernahkah Anda memperhatikan tulisan Li-ion alias baterai Lithium-ion dan Li-Po pada baterai?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua istilah tersebut merupakan singkatan dari jenis baterai yang digunakan pada perangkat, dan ini memegang peranan penting dalam menjaga agar perangkat tetap menyala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengenal Baterai Li-ion
Baterai Lithium-ion (Li-ion) digunakan di sebagian besar smartphone modern kita. Baterai ini terbuat dari tiga bagian berbeda, yaitu anoda (terminal negatif) yang terbuat dari logam lithium, katoda (terminal positif) yang terbuat dari grafit, dan lapisan elektrolit pemisah di antara keduanya untuk mencegah korsleting.
Setiap kali kita mengisi daya baterai, melalui reaksi kimia, ion dari terminal negatif bergerak menuju terminal positif tempat energi disimpan. Saat baterai habis, ion kembali lagi ke anoda.
Dilansir dari reliancedigital, Baterai ini juga dilengkapi dengan pengontrol elektronik kecil untuk melakukan hal itu. Beberapa merek telah membuat pengembangan dalam membentuk kembali baterai ini menjadi lapisan untuk mendapatkan kapasitas yang lebih besar.
Mengenal Baterai Li-Po
Lithium-polymer (Li-Po) adalah teknologi cukup lama yang dapat Anda temukan di ponsel batangan atau laptop lama Anda. Baterai ini memiliki struktur yang mirip dengan baterai Li-ion, tetapi terbuat dari bahan seperti gel (Silicon-Graphene) yang bobotnya cukup ringan. Karena karakteristiknya yang ringan dan fleksibel, baterai ini digunakan di laptop dan sebagian besar powerbank berkapasitas tinggi.
Perbedaan mendasar antara Baterai Li-ion dan Baterai Li-Po
Dilansir dari batterypowertips, meskipun kedua jenis baterai ini sama-sama menggunakan lithium ion untuk menghasilkan energi, namun terdapat beberapa perbedaan mendasar di antaranya, yaitu:
- Elektrolit - Baterai Li-ion menggunakan elektrolit cair, sedangkan baterai Li-Po menggunakan elektrolit polimer. Elektrolit polimer ini memberikan beberapa keuntungan pada baterai Li-Po, seperti bobot yang lebih ringan dan fleksibilitas yang lebih besar.
- Kemasan - Baterai Li-ion biasanya dikemas dalam wadah stainless steel atau aluminium. Wadah ini paling sering berbentuk silinder tetapi bisa juga berbentuk seperti kancing atau persegi panjang (prismatis). Sedangkan baterai Li-Po dikemas dalam "kantong" aluminium foil dan disebut sel lunak atau kantong. Kantong ini sebagian besar berbentuk prisma dan lebih mudah dibuat, serta lebih rendah biaya daripada wadah stainless steel atau aluminium pada baterai Li-ion. Jenis konstruksi ini juga memungkinkan produksi baterai dengan berbagai konfigurasi khusus.
- Berat - Baterai Li-Po umumnya lebih ringan daripada baterai Li-ion karena penggunaan elektrolit polimer dan kemasan kantong aluminium foil. Hal ini membuat baterai Li-Po menjadi pilihan yang baik untuk perangkat elektronik portabel yang mengutamakan bobot ringan.
- Kelenturan - Baterai Li-Po lebih fleksibel daripada baterai Li-ion karena kemasan kantong aluminium foil. Ini memungkinkan baterai Li-Po untuk dibentuk menjadi berbagai ukuran dan bentuk yang berbeda.
- Keamanan - Baterai Li-ion umumnya dianggap lebih aman daripada baterai Li-Po. Elektrolit cair pada baterai Li-ion lebih stabil secara kimiawi dibandingkan dengan elektrolit polimer pada baterai Li-Po. Selain itu, kemasan logam pada baterai Li-ion memberikan perlindungan tambahan terhadap kerusakan fisik.
Pilihan editor: Baterai Lithium-Ion di Gadget Berbahaya, Studi Ungkap Zat Kimia yang Bertahan Selamanya