Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Silakan Cangkok Wajah

13 November 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mencangkok wajah? Apa pula itu? Otoritas kesehatan Inggris akhir bulan lalu mengizinkan operasi cangkok wajah secara total terhadap seorang korban kebakaran. Ini bakal menjadi transplantasi wajah total pertama di dunia. Berbeda dengan operasi wajah Lisa yang menggunakan kulit sendiri, operasi di Inggris menggunakan kulit wajah sumbangan dari donor. Bagaimana cara melaksanakan operasi ini?

1. DONOR

  • Garis kulit yang diiris.
  • Segera setelah donor meninggal, dokter mengangkat wajahnya, termasuk lemak dan jaringan subkutan, vena, arteri, serta saraf pipi, dagu, dan dahi.

Perkiraan waktu: dua jam.

2. PENGIRIMAN

Wajah donor dibungkus larutan garam dan ditempatkan dalam kotak es.

Perkiraan waktu: Kurang dari 4-5 jam, untuk menjaga agar jaringan tidak mati.

3. PENCANGKOKKAN

  • Jaringan parut dan kulit yang rusak diangkat hingga tersisa otot-otot wajah.
  • Pembuluh darah di leher disiapkan untuk disambungkan dengan pembuluh darah di wajah donor.
  • Setiap arteri, vena, dan saraf disambungkan; jaringan lunak diikatkan pada struktur tulang wajah dengan benang bedah khusus.
  • Tepi wajah dijahit.

Perkiraan waktu pemindahan: 6-7 jam.

4. PENYEMBUHAN

  • Infeksi saat pemindahan dapat mengakibatkan kematian jaringan, dengan ciri-ciri kulit yang menghitam; memerlukan cangkok kedua atau rekonstruksi tambahan berupa pemindahan kulit.
  • Obat antipenolakan diberikan terus-menerus untuk waktu lama, meningkatkan risiko cedera ginjal atau kanker.
  • Wajah tak akan tampak seperti wajah donor, karena bentuk wajah tergantung tulang wajah.

Perkiraan waktu: Hingga 14 hari di rumah sakit.

Daun Pare Anti-Larva Nyamuk

Musim hujan tiba. Saatnya bersiaga terhadap demam berdarah. Kalau tidak ada abate untuk membasmi larva nyamuk penyebab demam berdarah, Aedes aegypti, coba gunakan daun pare.

Dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, Heri Kristanto dan Endah Silfiyanti, menemukan bahwa daun lalap yang dalam bahasa Latin bernama Momordica charantia itu memiliki efek larvasida (membunuh larva). Berkat temuan ini, keduanya meraih gelar juara pertama Kompetisi Peneliti Remaja Indonesia Tingkat Nasional 2006, yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Awalnya adalah keinginan Endah dan Heri untuk mencari pembasmi nyamuk demam berdarah yang ramah lingkungan. Selama ini, untuk menghambat populasi nyamuk, masyarakat selalu menggunakan zat kimia buatan. Padahal, senyawa itu bukan tanpa efek samping terhadap kesehatan. Akhirnya ditemukanlah daun pare, yang memiliki efek antilarva kuat. Efek itu diduga berasal dari momordicin pada daun pare, yang membuat buah sayuran ini terasa pahit.

Dini Mawuntyas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus